tag:blogger.com,1999:blog-49232949056151931822024-03-19T01:47:08.318-07:00Ihwalihwalhttp://www.blogger.com/profile/15938803931549082998noreply@blogger.comBlogger319125tag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-71277777754825202682024-02-20T05:46:00.000-08:002024-02-20T05:46:42.100-08:00Doakan Saudaramu Ketika Mendapatkan Rezeki<i>Penulis</i>: <b>Nikmatul Rasunah</b><br /><br />Rasulullah saw berkata dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, "Salah satu dari kalian tidak (disebut) beriman (secara sempurna), hingga mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri."<span><a name='more'></a></span><div><br /><i>Alhamdulillah</i>, masalah pembagian rahmat dan rezeki tidak Allah <i>Ta'ala</i> serahkan kepada manusia, tetapi Allah <i>Ta'ala</i> sendirilah yang membagikannya. Sebab, menurut Parlindungan Marpaung dalam buku berjudul <i>Berbekal Setengah Isi Setengah Kosong</i>, jika manusia diberikan hak membagi rezeki, pasti sifat kikirnya akan muncul. Ia akan merasa sayang untuk membagi rezeki tersebut karena takut habis dan menjadi miskin.<br /><br />Allah <i>Ta'ala</i> berfiman,<br /><br /><div style="text-align: right;">قُل لَّوْ أَنتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَآئِنَ رَحْمَةِ رَبِّىٓ إِذًا لَّأَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ ٱلْإِنفَاقِ ۚ وَكَانَ ٱلْإِنسَٰنُ قَتُورًا</div><br /><i>Katakanlah, "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya." Dan adalah manusia itu sangat kikir.</i> (QS al-Isra: 100)<br /><br />Ketahuilah bahwa pembagian Allah <i>Ta'ala</i> sangatlah adil. Allah <i>Ta'ala</i> membagi dengan dasar ilmu yang tiada batasan. Jadi, berbahagialah dengan kebahagiaan saudaramu yang mendapatkan rezeki dari Allah <i>Ta'ala</i>. Dia adalah saudaramu.<br /><br />Jika perasaan hasad menghampiri, bakarlah ia dengan api cinta dan kayu gembira. Lihatlah dari sisi positif dan berlindunglah kepada Allah <i>Ta'ala</i> dari sifat hasad.<br /><br />Jika saudara kita membeli barang baru, tidak perlu kita sakit perut atau mules berhari-hari dibarengi dengan mendung di wajah yang tidak ingin pergi.<br /><br />Kenapa kita merasa sedih, iri, atau dengki? Bukankah seharusnya kita bersyukur dan mendoakan kebaikan untuk saudara kita itu? Jangan sekali-kali kita terbawa oleh bisikan setan sehingga berburuksangka kepada saudara kita, bahkan mendoakan keburukannya. <i>Nauzubillah</i>.<br /><br />Jangan membuat dadamu sesak ditambah murka Allah <i>Ta'ala</i> kepada dirimu. Gunakanlah kacamata kebahagian. Ucapkanlah selamat kepada saudaramu, lalu doakan dia tanpa sepengetahuannya, dan memohonlah kebaikan kepada Allah <i>Ta'ala</i>. Niscaya dirimu telah dapat menginjak-injak setan dan menghindarkan dirimu dari perbuatan dengki dan hasad. ***<br /><br /><i>(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)</i> </div>ihwalhttp://www.blogger.com/profile/15938803931549082998noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-558770127313621162024-02-15T01:43:00.000-08:002024-02-15T01:59:23.409-08:00Mau Nyoblos Kok Dipersulit?<i>Penulis:</i> <b>Fatimatuzzahra | </b><br /><br />Rabu, 14 Februari 2024, masyarakat Indonesia di berbagai penjuru negeri melakukan salah satu kegiatan demokrasi, yakni pemilihan umum (pemilu). Dalam pemilu, warga negara yang memenuhi syarat memiliki hak untuk memberikan suara kepada kandidat atau partai politik yang mereka pilih sesuai dengan domisilinya. <span><a name='more'></a></span><div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpITg7b9lcywT0Kmzh5OTOD2EV7NoKfj0BvuE50UVFxazkE68heSD6vVlANLuSljI79DtIeyMWVfKC9rrvEdbdvbMNDhuxqYGmWG9vd3YoDQp35Y7skL5hEwTQCvlsT8Ctq0CWzq9Elsosoj3BWl0drQnG8Y8uGjRlyavUh3Mv5R2dEpyW8fZge_d0AhfJ/s1460/IMG-20240215-WA0000.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1460" height="246" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpITg7b9lcywT0Kmzh5OTOD2EV7NoKfj0BvuE50UVFxazkE68heSD6vVlANLuSljI79DtIeyMWVfKC9rrvEdbdvbMNDhuxqYGmWG9vd3YoDQp35Y7skL5hEwTQCvlsT8Ctq0CWzq9Elsosoj3BWl0drQnG8Y8uGjRlyavUh3Mv5R2dEpyW8fZge_d0AhfJ/w400-h246/IMG-20240215-WA0000.jpg" width="400" /></a></div><br />Bagi masyarakat yang berada di luar domisilinya, menurut informasi yang dilansir di <a href="https://www.blogger.com/blog/post/edit/4923294905615193182/55877012731362116#">https://www.kpu.go.id/page/read/1135/pindah-memilih</a>, harus mengajukan pindah memilih, lalu melaporkan kepada PPS, PPK atau KPU setempat. Jika sudah terdaftar dalam DPTb dan sudah memberikan laporan terhadap PPS, PPK atau KPU setempat, umumnya pemilih bisa mendapatkan hak pilihnya dengan segera. <br /><br />Namun, berbeda halnya dengan TPS 013 di Cipayung, Jakarta Timur. Panitia KPPS setempat tidak memberikan kebijakan yang sesuai dengan kebijakan KPU. "TPS 013, bagi DPTb, hanya bisa menerima 6 orang. Padahal rombongan kami yang sudah terdaftar di TPS tersebut ada 10 orang," jelas Sarah Salsabila, mahasiswa STID Mohammad Natsir, Jakarta, yang mengaku sulit mendapatkan perizinan untuk memilih di TPS tersebut. <br /><br />Petugas kemudian menyarankan agar pemilih menunggu di TPS tersebut hingga 10 menit sebelum pukul 13.00, atau datang kembali ke TPS pada pukul tersebut. "Siapa tahu ada masyarakat yang golput, jadi surat suaranya bisa dipakai," kata Sarah menirukan penjelasan sang petugas. <br /><br />Mendapati informasi ini, para mahasiswi tersebut kecewa. Menurut mereka, jika sudah terdaftar di DPTb, seharusnya mereka bisa mendapatkan hak pilih di TPS yang tertera sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. "Tapi mengapa malah (hak) kami digantung dan dibatasi (seperti ini)?" ucap Hafidzoh, mahasiswi STID M Natsir lainnya yang juga tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari panitia KPPS setempat. *** <br /><br /><i>(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)</i></div>ihwalhttp://www.blogger.com/profile/15938803931549082998noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-83037559506227447542024-01-04T21:56:00.000-08:002024-01-04T21:56:04.106-08:00Muhasabah Orang Beriman<div><i>Penulis</i>: <b>Ibnu M Hawab |</b></div><div><br /></div><div>Gagal dalam merencanakan sama halnya dengan merencanakan sebuah kegagalan. Ungkapan tersebut mungkin cocok untuk menggambarkan betapa pentingnya sebuah persiapan dalam suatu perbuatan. </div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXNCNm-BRwRKHO8-dnAcKJAoGrr27AfzZs_YSobBwh9cBKNR3IFE2YIewz2bNQfGzbm0NGDJO7pcpbabojKEd4s72uI9DDx6uET88d7BDejCkQTIX7qzl0L3Q9L_4QhmG0wGbeKHmnn1rKycH9ypwjGBQOyGMSMfTj7VShhKVe4_rzMtw04JYZhXfwqVax/s1280/IMG-20240105-WA0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXNCNm-BRwRKHO8-dnAcKJAoGrr27AfzZs_YSobBwh9cBKNR3IFE2YIewz2bNQfGzbm0NGDJO7pcpbabojKEd4s72uI9DDx6uET88d7BDejCkQTIX7qzl0L3Q9L_4QhmG0wGbeKHmnn1rKycH9ypwjGBQOyGMSMfTj7VShhKVe4_rzMtw04JYZhXfwqVax/w400-h300/IMG-20240105-WA0000.jpg" width="400" /></a></div><br />Setiap amalan hendaknya didahului oleh ilmu. Sebab, amalan yang tak berdasar ilmu yang benar, kerap menjadikan pelakunya terseret kepada menuruti syahwat (hawa nafsu) atau terjebak dalam syubhat (tidak yakin dan dilandasi keraguan).</div><div><br /></div><div>Logikanya, jika segala urusan dunia butuh persiapan dan perencanaan, bagaimana dengan perkara akhirat? Tentunya ia lebih butuh persiapan. Amal-amal baik harus bisa kita lakukan dengan sempurna (ahsanu amalan) dan mampu istiqamah menjalaninya (adwamuhu). Tak heran, Imam al-Bukhari menyediakan pembahasan khusus yang diberi nama Bab al-Ilmu Qabla al-Qauli wa al-Amali.</div><div><br /></div><div>Yang termasuk bagian penting dari perencanaan adalah muhasabah (evaluasi). Tentu saja muhasabah yang dimaksud di sini bukan hanya melulu dilakukan di akhir perbuatan seseorang layaknya Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dalam sebuah organisasi. </div><div><br /></div><div>la bukan pula evaluasi yang hanya dilakukan di akhir tahun sebagaimana terjadi di banyak perusahaan. Namun, muhasabah yang dimaksud di sini adalah evaluasi di setiap waktu. Mulai dari perencanaan di awal perbuatan, ketika sedang dikerjakan, hingga usai melaksanakan amalan tersebut. Hal ini dianggap penting untuk menjaga konsistensi daripada perbuatan yang dilakukan.</div><div><br /></div><div>Mari kita kupas satu per satu. Pertama, muhasabah yang dilakukan sebelum seseorang beramal. Muhasabah ini bertujuan untuk memastikan keikhlasan hati dalam berbuat, sekaligus mengukur kemampuan diri terhadap pekerjaan tersebut. </div><div><br /></div><div>Kedua, muhasabah ketika sedang beramal. Hal ini agar niatan di awal tetap terjaga sambil mengukur progres amal baik yang dilakukan. </div><div><br /></div><div>Ketiga, muhasabah ketika usai beramal. Seorang muslim dianjurkan untuk muhasabah kembali. Sebagai evaluasi diri terhadap hasil yang telah dicapai dengan amalan itu. Apakah masih sejalan dengan niat pertama atau mengalami pergeseran?</div><div><br /></div><div>Ahli tafsir, Abdurrahman Nashir as-Sa'di dalam Kitab Tafsir Taisir Karim ar-Rahman menyebutkan, muhasabah saat ini termasuk kebutuhan primer seorang mukmin. Dengannya, orang yang beriman itu bisa mengukur diri dan mengetahui perbuatan yang selama ini dilakukan. Amalan apa saja yang sudah dikerjakan sebagai persiapan menuju hari Akhirat? Sekiranya hal itu baik maka dengan muhasabah, niscaya ia semakin yakin untuk terus istiqamah dan meningkatkan kualitas kebaikan tersebut.</div><div><br /></div><div>Sebaliknya, ketika mukmin itu mendapati perbuatannya melanggar syariat agama, lewat muhasabah, ia bisa berpikir sejenak. Ia kumpulkan nikmat-nikmat Allah yang begitu banyak tercurah padanya. Nikmat-nikmat tersebut tentu saja tidak sebanding dengan dosa dan kemaksiatan yang ia lakukan. Alhasil, ja menjadi malu kepada Allah Ta'ala untuk mengulang perbuatannya tersebut. </div><div><br /></div><div><br /></div><div><b>Perjalanan Panjang Menuju Akhirat</b></div><div><br /></div><div>Perjalanan menuju kampung akhirat adalah langkah yang panjang dan tidak sedikit. Perjalanan keimanan itu bermula sejak manusia dilahirkan dan berujung ketika kematian datang menjemput ajalnya kelak. </div><div><br /></div><div>Untuk itu, tak dipungkiri jika seorang muslim butuh bekal yang mencukupi. Sebab realitasnya, fasilitas dunia yang dinikmati saat ini tak sekadar menawarkan kebaikan dan keuntungan. Akan tetapi, juga menyelipkan godaan serta rayuan maut, menjadikan seseorang berpaling dari hidayah iman.</div><div><br /></div><div>Di sinilah peran muhasabah atau evaluasi diri di atas. Ada masa di mana seorang muslim hendaknya menepi sejenak dari hiruk pikuk dunia dengan segala kesibukannya.</div><div><br /></div><div>Di titik sunyi itu, ia lalu bertanya kepada dirinya sebagaimana ia juga yang harus menjawab semua soal yang ditanyakan. Setidaknya tentang arah dan tujuan yang ditempuh, benarkah rute yang sedang dijalani itu? Khawatir jika ternyata tanpa sadar, perjalanan itu mulai bias dan kian menyimpang melebar dari patokan yang sudah digariskan sebelumnya.</div><div><br /></div><div>Lalu, apa yang telah disiapkan sebagai bekal perjalanan tersebut?</div><div>Allah <i>Ta'ala</i> berfirman,</div><div><br /></div><div style="text-align: right;">بائها الذين أمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد</div><div style="text-align: right;">واتقوا الله إن الله خبير بما تعملون</div><div style="text-align: right;"><br /></div><div><i>Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.</i> (QS al-Hasyr [59]: 18) </div><div><br /></div><div>Senada, sahabat Umar bin Khaththab berkata: Hisablah diri-diri kalian sebelum kalian dihisab (di hari akhirat) kelak.</div><div><br /></div><div><i>Wallahu a'alam</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>(Penulis adalah redaktur Ihwal.net, naskah dikutip dari Buku Mutiara Iman Penggugah Jiwa karya Masykur)</i></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-74871473136377692582023-12-24T04:41:00.000-08:002023-12-26T07:00:34.868-08:00Sepuluh Strategi Manipulasi Media (4)<div><i>Penulis</i>: <b>Hanibal W Wijayanta |</b></div><div><br /></div><div>Strategi keenam adalah Lebih Menggunakan Sisi Emosional dari Sekadar Refleksi. Menurut Chomsky, memanfaatkan aspek emosional adalah teknik klasik untuk menyebabkan arus pendek pada analisis rasional, yang pada akhirnya menjalar ke arti penting individu. Penggunaan sisi emosional akan membuka pintu alam bawah sadar untuk sebuah implantasi atau okulasi ide, keinginan, ketakutan dan kecemasan, dorongan, atau mendorong perilaku.</div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_8AOHkrzJd7K_8Xq-0DMo92lKTzvAHjawYIil_eg8xQWdy7d7Eci-fX3lRzDwlxJjaawFJk1co8JpFHa-Nl5xQ3AQfO5tL0ZYpxro-lHD3j3jZcDEkovCKL9Q2a0a4dFB7EBrlB-dreuCdb7IbEqBPjwfa8guXX1b2Nw3laQqLyTpXs0u1X8CPgn8nCwE/s1280/20230316_211638.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_8AOHkrzJd7K_8Xq-0DMo92lKTzvAHjawYIil_eg8xQWdy7d7Eci-fX3lRzDwlxJjaawFJk1co8JpFHa-Nl5xQ3AQfO5tL0ZYpxro-lHD3j3jZcDEkovCKL9Q2a0a4dFB7EBrlB-dreuCdb7IbEqBPjwfa8guXX1b2Nw3laQqLyTpXs0u1X8CPgn8nCwE/w400-h300/20230316_211638.jpg" width="400" /></a></div><br />Di panggung politik nasional, metode seolah-olah menjadi korban atau playing victim, agar meraih simpati publik yang emosional dan merasa kasihan telah berkali-kali diterapkan, dan berkali-kali pula masyarakat termakan strategi ini. Sepuluh tahun lalu, SBY dengan sukses meraih simpati masyarakat dengan tampil di media sebagai orang yang “dikuyo-kuyo” setelah memanfaatkan momentum tidak diajak rapat-rapat lagi oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, ditambah statement Suami Presiden Taufiq Kiemas, yang menganggap perilaku SBY yang seperti anak kecil. </div><div><br /></div><div>Aspek emosional juga dimanfaatkan Joko Widodo untuk meraup dukungan pada pemilu 2014. Saat itu dia dicitrakan di media sebagai wong ndeso yang lugu, kurus kerempeng, tidak neko-neko, dari keluarga desa yang sederhana, masih belum banyak berpengalaman, plus ditampilkan selalu memakai kemeja kotak-kotak merah seperti pekerja biasa, celana pantalon hitam sederhana, serta sepatu buatan Cibaduyut yang murah meriah. Sementara, pesaingnya saat itu, Prabowo Subianto dicitrakan sebagai calon dengan latar belakang elit nasional, high profile, kaya raya, dan outfit yang perlente. </div><div><br /></div><div>Penampilan bersahaja, lugu, dan belum berpengalaman, rupanya menuntun emosi masyarakat untuk mendukungnya dengan harapan-harapan tertentu. Kondisi ini terjadi pada saat para elit politik dan militer mendukung Jokowi pada pemilu 2014. Saat itu hanya tinggal dua atau tiga minggu sebelum pemilu. Kami di ANTV sedang kedatangan tamu, KSAD Jenderal Budiman. Setelah KSAD memaparkan soal netralitas TNI dan juga pengamanan Pemilu, saya lalu bertanya kepada Jenderal Budiman, soal preferensi calon presiden menurut TNI. Sebab saat itu calon presiden yang akan bersaing adalah mantan tentara, Letjen TNI (Purn.) Prabowo Subianto, dan bukan tentara, Joko Widodo.</div><div><br /></div><div>Menjawab pertanyaan saya, Jenderal Budiman mengatakan, “Kami tahu, beliau yang mantan TNI itu sangat hebat, sangat luar biasa, sangat cerdas, IQ-nya tinggi, sangat berpengalaman, dan bervisi luas. Namun karena kemampuan pribadi beliau itu, kami justru khawatir beliau kurang bisa menerima masukan-masukan dari kami. Sementara yang bukan tentara itu, kami tahu bahwa beliau masih kurang pengalaman, kemampuannya juga kurang, dari sisi kecerdasan mungkin juga tidak sehebat yang mantan tentara itu. Tapi kami yakin, beliau masih mau menerima masukan-masukan dari kami,” ujarnya. </div><div><br /></div><div>Harapan untuk “bisa memberi masukan”, bisa mengarahkan”, dan bahkan “bisa mengendalikan” calon sipil yang masih lugu, sederhana, dan kurang berpengalaman itu mendorong sebagian kalangan elit politik nasional mendukungnya secara emosional. Dengan suka rela kalangan elit politik nasional itu mengundang orang baru dari kalangan rakyat biasa --kaum proletar-- dalam lingkaran elit utama. Padahal, menurut Teori Elit Mosca, mengundang orang baru dari kalangan rakyat biasa ke lingkaran elit politik, adalah bukti ketidakmampuan para elit politik itu dalam mengelola soliditas mereka, agar hanya merekalah yang menjadi penguasa.</div><div><br /></div><div>Dukungan emosional yang terjadi menjelang pemilu 2014 sesungguhnya hanyalah pengulangan dari sequel politik yang terjadi pada tahun 1966, pasca kudeta PKI yang gagal. Saat itu, awal tahun 1966, diselenggarakan pertemuan antara para sarjana, pejabat sipil, dan juga pejabat militer, untuk memutuskan siapa yang akan mereka dukung, untuk memperjuangkan perubahan pasca Soekarno. Ketika itu Adnan Buyung Nasution hadir sebagai tokoh Himpunan Sarjana Indonesia. Dialah yang menceritakan kepada saya tentang pertemuan itu.</div><div><br /></div><div>Dalam pertemuan yang dihadiri para elit militer, sipil, dan birokrasi itu terjadi silang pendapat di antara mereka, tentang siapa akan mereka dukung. Pilihannya ada dua, apakah mendukung KSAB (Kepala Staf Angkatan Bersenjata) Jenderal TNI AH Nasoetion, ataukah Pangkostrad (Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) sekaligus Pangkopkamtib (Panglima Komando Operasi Pemulihan Kemanan dan Ketertiban), Mayjen TNI Soeharto. </div><div><br /></div><div>Perdebatan berlangsung seru, sampai akhirnya seorang pejabat tinggi di kementerian pengajaran, Mashuri SH, yang juga bekas pimpinan tentara pelajar, angkat bicara. "Nasution itu lulusan AMS (Algemeene Middelbare School), Kadet CORO (Corps Opleiding Voor Reserve Officieren), orang pintar, susah kita kalau dengan orang macam dia. Kita akan selalu diatur-atur sama dia. Kalau Harto itu cuma sekolah Ongko Loro (Tweede School), cuma Sersan KNIL (Koninklijke Nederlands-Indische Leger), otaknya di dengkul, nanti kita gampang atur-atur dia. Makanya lebih baik kita dukung Harto,” kata Mashuri sebagaimana diungkapkan Adnan Buyung Nasution.</div><div> </div><div>Setelah Mashuri bicara, akhirnya semua sepakat untuk mendukung Mayjen Soeharto sebagai pemimpin Orde Baru. Ada kesan, seperti yang diungkapkan Mashuri, bahwa para elit politik itu memilih mendukung Jenderal Soeharto karena mereka anggapan emosional bahwa lelaki kelahiran Desa Kemusuk, Godean, Yogyakarta itu adalah orang desa lugu, yang hanya sekolah di Sekolah Ongko Loro, yang bodoh dengan ungkapan otaknya di dengkul, sehingga gampang mereka atur.</div><div><br /></div><div>Tapi ternyata orang yang mereka dukung itu melebihi ekspektasi rasional mereka. Lelaki itu ternyata punya syaraf baja, punya kesabaran menunggu, punya otak encer yang bahkan otak fotografis yang mampu merekam detail data, sebelum kemudian berhasil menancapkan kuku kekuasaannya selama 32 tahun. Sementara, para elit politik nasional yang mendukungnya dalam pertemuan itu, satu demi satu menjadi "korban" kekuasaan Orde Baru.</div><div><br /></div><div>Sayang, seperti kata Filsuf Inggris George Bernhard Shaw, “Dari sejarah kita belajar, bahwa kita tidak pernah belajar dari sejarah…” (<b>Bersambung</b>)</div><div><br /></div><div><div><i>(Penulis adalah wartawan senior)</i></div><div><br /></div><div><i>Baca artikel sebelumnya di:</i></div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (1)</a></i></div><div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media-2.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (2)</a></i></div></div><div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media-3.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (3)</a></i></div></div><div><br /></div><div><br /></div></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-47731631909849353722023-12-24T01:10:00.000-08:002023-12-26T06:59:03.318-08:00Sepuluh Strategi Manipulasi Media (3)<div><div><i>Penulis</i>: <b>Hanibal W Wijayanta |</b></div></div><div><br /></div><div>Strategi Kelima adalah Tampil ke Tengah Publik Seperti Seorang Anak Kecil. Sampai saat ini kita bisa mengamati, betapa sebagian besar iklan layanan masyarakat memakai pidato, argumen, sosok, dan khususnya intonasi, anak-anak yang tampak lemah. Dengan suguhan seperti itu seolah-olah penonton adalah sekumpulan anak-anak kecil lugu yang tidak tahu apa-apa, atau para penyandang keterbelakangan mental yang hanya bisa mencerna ucapan-ucapan yang lembut, polos, dan penuh bujukan. </div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuIkg9GXCEzj9SLY3oPZMhmOV4hWo1imizXle_rHx-SE8ciav-g4b7An_ZwURx9qqps5GRiYvMhPrjLx9O9RJqemlcofHr6451R5SJZdFNT4oigx0_N_xz8zqXBXxNrAhpyFkaVgXAOGdOhyphenhyphenC3HJOE-AsejRgbWzVr3Pgo5JQt8_CadDj67PZYJInfs1BD/s4000/20211200,%20keyboard%20(2).jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3000" data-original-width="4000" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuIkg9GXCEzj9SLY3oPZMhmOV4hWo1imizXle_rHx-SE8ciav-g4b7An_ZwURx9qqps5GRiYvMhPrjLx9O9RJqemlcofHr6451R5SJZdFNT4oigx0_N_xz8zqXBXxNrAhpyFkaVgXAOGdOhyphenhyphenC3HJOE-AsejRgbWzVr3Pgo5JQt8_CadDj67PZYJInfs1BD/w400-h300/20211200,%20keyboard%20(2).jpg" width="400" /></a></div><br />Pertengahan November lalu jutaan pasang mata menyaksikan drama salaman tak terbalas dari dua orang anak debutan baru di panggung politik. Si Ibu tampak bingung saat mereka datang di hadapannya. Apalagi ketika Si Kecil menyodorkan tangan untuk mengajaknya bersalaman. Si Ibu hanya diam saja, tangan tetap di atas pangkuan, dan pasang muka datar. Karena sodoran tangannya tak berbalas, Si Kecil duduk ndeprok di lantai, di depan Si Ibu sambil mengajak berbincang-bincang, sementara Si Ibu menanggapi seperlunya. </div><div><br /></div><div>Dari kaca mata politik, apa yang dilakukan kedua anak itu dianggap hebat dan berani. Sebab pada saat yang sama, Ayah kedua anak itu sedang bersimpang jalan dengan Si Ibu. Kedua anak itu tampak begitu santun dan beradab. Sementara tanggapan Si Ibu dianggap kurang proper. Padahal video yang dishare secara masif oleh pihak-pihak tertentu itu adalah salaman kedua. Salaman pertama tidak dimunculkan. </div><div><br /></div><div>Jika kembali dilihat dalam video lengkap yang direkam stasiun-stasiun televisi, jelas sekali bahwa di awal acara, dalam keriuhan kedatangan tamu di dalam gedung, kedua anak itu sudah bersalaman dengan Si Ibu. Si Ibu pun menanggapi, menyalami, dan bercakap-cakap sebentar dengan mereka. Tapi tampaknya momentum salaman pertama itu dianggap kurang nendang. Maka diciptakanlah momen kedua, ketika dua anak debutan baru itu kembali datang ke hadapan Si Ibu, dan mengajak bersalaman lagi. </div><div><br /></div><div>Gerak-gerik Si Perekam Video Momentum Khusus pada saat memberikan kode kepada Si Kakak tampak terekam. Begitu pula ketika Si Kakak memanggil Si Adik untuk maju ke depan lagi. Lalu tampak adegan ketika Si Adik mendekati dan mengulurkan tangan lagi kepada Si Ibu, kemudian duduk ndeprok di lantai dan tetap tak berbalas. Setelah itu mereka kembali ke kursi masing-masing. Seluruh gerak-gerik dan gesture mereka terekam dengan jelas. Di akhir adegan, bahkan terekam pula ketika Si Perekam Video bereaksi, seolah memastikan bahwa adegan itu sukses.</div><div><br /></div><div>Rupanya penata gerak anak-anak debutan itu sangat memahami gerak-gerik, gesture dan perilaku Si Ibu. Tampaknya dari awal Sang Sutradara sudah memperkirakan bahwa Si Ibu akan menampilkan gestur yang tidak nyaman ketika diajak salaman lagi. Potongan video pengin salim sambil ndeprok tapi dicuekin itu, lalu dishare dengan massif. Video itulah yang pada awalnya disaksikan publik lewat media sosial. Warga lugu pun terpesona, lalu merasa iba, kasihan, dan bersimpati kepada Si Anak Kecil, sementara Si Ibu sudah terlanjur mendapat celaan berbagai rupa.</div><div><br /></div><div>Di panggung politik jangan pernah terjebak dengan drama-drama yang melibatkan kesan bahwa si korban adalah seorang anak kecil yang lugu, polos, dan malang semacam ini. Jangan gampang terpedaya dengan tampilan luar yang naif, sederhana, dan bodoh di blantika politik yang penuh sandiwara. Sebab, plot twist yang terbangun dalam pencitraan-pencitraan semacam ini kadang sangat mengejutkan, dan bahkan di luar nalar. Kesalahan fatal belakangan terbukti bahwa sudah dirancang dan desain, sementara informasi yang salah justru dimanfaatkan menjadi penangguk popularitas. Masyarakat perlu berhati-hati dalam menghadapi fenomena ini. Sebab, saat ini adalah era propaganda post truth.</div><div><br /></div><div>Di sisi yang lain, kini masyarakat juga dapat menyaksikan dengan gamblang, betapa banyaknya wajah-wajah polos anak-anak yang beredar di tengah masyarakat. Jika beberapa tahun yang lalu wajah bopeng, muka penuh kerut, tampang penuh codet, kuyu, dan tua, cukup dipoles, disetrika, dan dimudakan dengan sentuhan fotoshop, adobe premier, dan sebangsanya. Kini, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Artificial Intelligence telah mengambil alih semuanya. </div><div><br /></div><div>Lebih jauh lagi, jika semula Artificial Intelligence dimanfaatkan untuk mengoprek wajah kusam dan hidung pesek menjadi bening, cantik, dan berhidung mancung. Juga untuk mempermak badan kurus kerempeng bak papan penggilasan menjadi tubuh yang molek, montok, dan sintal full pressed body. Tapi kini wajah-wajah kanak-kanak yang polos, lucu, dan sangat menggemaskan karya Artificial Intelligence yang justru ditampilkan ditambah gerak-gerik yang kocak. Wajah-wajah kanak-kanak kini menjadi topeng penutup wajah asli yang sangar, tua, dan kepala sulah, juga menjadi kedok penyaru wajah bloon, sengak, dan not good looking. Hal itu ternyata dilakukan oleh semua pihak.</div><div><br /></div><div>Menurut Noam Chomsky, guru besar linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts, semakin keras upaya menipu penonton, maka orang itu akan semakin cenderung mengadopsi nada infantilizing (kekanak-kanakan). Mengapa bisa begitu? Kata Chomsky, “Jika seseorang menemui orang lain dengan gaya seolah-olah ia adalah anak berusia 12 tahun atau kurang, maka dengan probabilitas tertentu, orang yang ditemuinya akan cenderung bereaksi atau merespon tanpa rasa kritis, seperti menghadapi seorang anak berusia 12 tahun atau lebih muda dari itu.” Coba rasakan, betapa mudah kita merasa iba kepada pengemis atau tukang ngamen anak-anak dari pada pengemis yang sudah berusia remaja atau paruh baya. </div><div><br /></div><div>Nah, jika saat ini anda tiba-tiba melihat banyak wajah kanak-kanak yang polos, lucu, dan menggemaskan di ruang publik dan dalam urusan-urusan orang dewasa, yang sehat, berakal, dan merdeka, tolong hati-hati. Bukan tidak mungkin, jika saat ini anda sedang dicoba untuk dipengaruhi, dibujuk, dan bahkan diperdaya, dengan penampilan-penampilan ala kanak-kanak itu. (<b>Bersambung</b>)</div><div><br /></div><div><div><i>(Penulis adalah wartawan senior)</i></div><div><br /></div><div><i>Baca artikel sebelumnya di:</i></div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (1)</a></i></div><div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media-2.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (2)</a></i></div></div><div><br /></div><div><div><i>Baca sambungan artikel ini di:</i></div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media-4.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (4)</a></i></div></div></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-10881524399426818102023-12-24T00:51:00.000-08:002023-12-26T06:57:01.564-08:00Sepuluh Strategi Manipulasi Media (2)<div><i>Penulis</i>: <b>Hanibal W Wijayanta |</b></div><div><br /></div><div>Strategi Kedua adalah Membuat Masalah, Kemudian Tawarkan Solusi. Metode ini juga disebut "masalah-reaksi-solusi.” Dengan metode ini “sebuah situasi” sengaja diciptakan untuk memancing publik, sehingga ketika pihak berkepentingan mengajukan sebuah solusi radikal, publik akan membenarkan solusi yang diberikan itu, meski menabrak berbagai aturan. </div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZdiLms9-t6xEq3IUGQfkXfz7Th79R1SW9T0BQs6MR-kumukIywdGTBnSS852DMWbLK6sZK9gUY5ybbsfSOCg4mkStrXk03fFp8nrIygSuyUFrDLuxXi_FB9Ca5aSRgTiaJG4fFSdhIu_6QF-OxULt9rgg7Mvt6F5JD1KKvpiKq0M-5647ecuD1kkB4QNC/s1280/IMG-20230227-WA0020.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZdiLms9-t6xEq3IUGQfkXfz7Th79R1SW9T0BQs6MR-kumukIywdGTBnSS852DMWbLK6sZK9gUY5ybbsfSOCg4mkStrXk03fFp8nrIygSuyUFrDLuxXi_FB9Ca5aSRgTiaJG4fFSdhIu_6QF-OxULt9rgg7Mvt6F5JD1KKvpiKq0M-5647ecuD1kkB4QNC/w400-h300/IMG-20230227-WA0020.jpg" width="400" /></a></div><br />Di masa Orde Baru dulu, sebelum Operasi Petrus (Penembakan Misterius) dimulai, angka kejahatan tiba-tiba melonjak. Kriminalitas jalanan kian brutal. Polisi sebagai penegak hukum seolah tak mampu menanggulangi. Masyarakat pun ketakutan. Ketika militer atas perintah penguasa memberikan solusi dengan Operasi Petrus, masyarakat hanya diam –antara takut dan setuju— dan cenderung membenarkan operasi pembasmian preman itu. Padahal di tahun-tahun sebelumnya “gali” justru dibina Opsus (Operasi Khusus) dan dimanfaatkan sebagai “tangan kotor pemerintah”.</div><div><br /></div><div>Strategi Ketiga adalah Strategi Bertahap. Suatu kebijakan yang menyebabkan berbagai masalah, akan diterapkan bertahap, selama bertahun-tahun dan berturut-turut. Menurut Chomsky, strategi ini diterapkan ketika Amerika Serikat memberlakukan kebijakan sosial ekonomi baru neoliberalisme secara radikal selama 1980 dan 1990. Saat itu terjadi kebijakan minimal negara, privatisasi, kerawanan sosial, fleksibilitas, pengangguran besar-besaran, persoalan upah, dan tak ada jaminan upah layak. Jika kebijakan itu diterapkan secara sekaligus, maka akan terjadi begitu banyak perubahan yang bisa berujung revolusi.</div><div><br /></div><div>Menunda pemberlakuan keputusan adalah strategi keempat. Cara lain agar publik mau menerima keputusan yang tidak populer adalah menonjolkan bahwa keputusan itu adalah “sesuatu yang menyakitkan namun perlu”, dan mencoba meyakinkan bahwa publik pasti akan menerima keputusan itu di masa depan. Masyarakat akan lebih mudah menerima sebuah pengorbanan di masa depan dari pada pembantaian segera. Sebab, keputusan itu tidak serta merta berdampak pada diri mereka. </div><div><br /></div><div>Masyarakat, massa, publik, juga selalu cenderung memiliki harapan yang naif bahwa "segala sesuatu akan lebih baik besok", dan bahwa pengorbanan yang diperlukan mungkin bisa dihindari pada saatnya nanti. Hal ini memberikan lebih banyak waktu bagi masyarakat untuk membiasakan diri dengan gagasan perubahan dan menerimanya dengan pasrah ketika saatnya tiba.</div><div><br /></div><div>Di Indonesia, strategi penundaan keputusan sudah sering diterapkan. Misalnya dalam penetapan kenaikan harga BBM, tarif dasar listrik, dan berbagai kebijakan pemerintah yang tidak popular lainnya. Dalam kasus kenaikan BBM, reaksi keras umumnya hanya muncul pada saat kebijakan diumumkan. Ketika kebijakan itu benar-benar diterapkan, masyarakat hanya bisa pasrah, dan mencoba memaklumi karena kehidupan mereka harus tetap berlangsung.</div><div><br /></div><div>Ketika isu pelemahan KPK terjadi empat tahun lalu, Presiden Joko Widodo beberapa kali menegaskan bahwa KPK harus terus didukung dengan kewenangan dan kekuatan yang memadai. Bahkan, kata dia, KPK harus lebih kuat dari lembaga-lembaga lain dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Untuk alasan itu, Joko Widodo menolak beberapa usul DPR yang menurut dia berpotensi mengurangi efektivitas tugas KPK. Beberapa kali pula dia menyatakan tidak setuju dengan pemecatan beberapa puluh pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan di KPK. </div><div><br /></div><div>Tapi apa yang terjadi? Kepada beberapa bekas impinan KPK, Jokowi mengatakan bahwa revisi UU KPK adalah keinginan koalisi pemerintahan, dan dia mengaku tak berdaya membendung keinginan partai koalisi. Ia pun hanya diam saja ketika 75 pegawai KPK yang berprestasi dinyatakan tidak lolos dalam tes TWK dan kemudian dibebas tugaskan dari KPK. Belakangan, terungkap pula dalam wawancara dengan bekas Ketua KPK Agus Raharjo, bahwa Jokowi marah dan minta KPK menghentikan penyidikan kasus E-KTP. Menurut bekas pimpinan KPK Erry Riyana Harjapamekas, pelemahan KPK adalah Agenda Jokowi. (<b>Bersambung</b>) </div><div><br /></div><div><i>(Penulis adalah wartawan senior)</i></div><div><br /></div><div><i>Baca artikel sebelumnya di:</i></div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (1)</a></i></div><div><br /></div><div><div><i>Baca sambungan artikel ini di:</i></div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media-3.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (3)</a></i></div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media-4.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (4)</a></i></div></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-84785150591654297272023-12-12T01:21:00.000-08:002023-12-26T06:53:07.236-08:00Sepuluh Strategi Manipulasi Media (1)<div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><div><i>Penulis</i>: <b>Hanibal Wijayanta</b>|</div><div><span></span><div><br /></div><div>Media terbukti sangat efisien untuk membentuk opini publik. Gara-gara propaganda dan rekayasa opini, gerakan sosial bisa diciptakan namun bisa pula dihancurkan, perang bisa dibenarkan, kemarahan massal dapat dibentuk, apalagi didorong arus ideologi. Media telah menunjukkan fenomena nyata sebagai produsen realitas maupun realitas semu dalam jiwa secara kolektif. </div></div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwg4jVdQwDFWWu3wRHzzHgvpdkCtiZrpUtnYp4rRRwOx0USObgog9bHMcDRfAL9VpHaQKgffLdMsfo05VOPFBbx3aGXxGqDYP6sBdyJMwY8XMdpsiSGISZQUEFbp9GgSp_6D9N6VaL98wLM4a4khpa8ibwKvRjJAQsUB5K13la-9B6z__6RfIHuhsOKTQm/s1068/IMG-20230227-WA0023.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="712" data-original-width="1068" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwg4jVdQwDFWWu3wRHzzHgvpdkCtiZrpUtnYp4rRRwOx0USObgog9bHMcDRfAL9VpHaQKgffLdMsfo05VOPFBbx3aGXxGqDYP6sBdyJMwY8XMdpsiSGISZQUEFbp9GgSp_6D9N6VaL98wLM4a4khpa8ibwKvRjJAQsUB5K13la-9B6z__6RfIHuhsOKTQm/w400-h266/IMG-20230227-WA0023.jpg" width="400" /></a></div><br />Sayang, masyarakat sering tak menyadari apa yang sedang terjadi. Masyarakat kadang juga tak memahami apa yang sedang dibidik dengan gempuran berbagai muatan media. Masyarakat juga tak mampu mendeteksi berbagai strategi yang paling umum tentang media sebagai alat psikososial yang berseliweran di tengah-tengah kehidupan mereka. </div><div><br /></div><div>Namun, pakar linguistik dari MIT dan kritikus terkemuka abad ini, Noam Chomsky, telah menyusun daftar sepuluh strategi umum yang paling efektif untuk memaksakan agenda tersembunyi dalam rangka memanipulasi opini warga lewat media. Dengan gamblang Chomsky mensintesis dan mengekspos praktik manipulasi lewat media yang begitu canggih. </div><div><br /></div><div>Jika ditilik lebih mendalam, semua strategi itu sama-sama efektif dan sama-sama efisien, meski dari sudut pandang tertentu terasa sangat merendahkan, sebab beberapa strategi itu mendorong pada kebodohan, mempromosikan rasa bersalah, mempromosikan gangguan, atau membangun masalah buatan, kemudian secara ajaib mereka memecahkan masalah buatan itu.</div><div><br /></div><div>Strategi pertama disebut sebagai Strategi Gangguan. Strategi gangguan ini disebut Chomsky sebagai elemen utama dari kontrol sosial. Strategi ini sengaja dipakai untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu penting dan perubahan yang ditentukan oleh elit politik dan ekonomi. Caranya dengan membanjiri masyarakat dengan gangguan informasi yang tak signifikan. Strategi gangguan juga penting untuk mencegah minat publik untuk memahami berbagai bidang ilmu, terutama ekonomi, psikologi, neurobiologi dan cybernetics. </div><div><br /></div><div>Dalam buku Silent Weapons for Quiet War disebutkan berbagai metode yang diterapkan: “Media: Keep the adult public attention diverted away from the real social issues, and captivated by matters of no real importance; Schools: Keep the young public ignorant of, real mathematics, real economics, real law, real history; Entertainment: Keep the public entertainment below a sixth-grade level; Work: Keep the public busy, busy, busy, with no time to think; back on the farm with the other animals.” </div><div><br /></div><div>Buku Silent Weapons for Quiet War adalah sebuah manual rekayasa sosial tertanggal Mei 1979. Manual ini didedikasikan sebagai terbitan dalam rangka ulang tahun Perang Dunia Ketiga, yang biasa disebut sebagai Quiet War. Buku ini ditemukan pada 7 Juli 1986, dan kemudian dibocorkan oleh bekas petinggi intelejen Angkatan Laut Amerika Serikat Milton William Cooper. Buku ini menjadi buku yang paling kontroversial setelah The Protocols of The Learned Elder of Zion.</div><div><br /></div><div>Dari penjelasan Chomsky maupun uraian buku Silent Weapons if Quiet War, kita dapat menyaksikan bahwa apa yang berseliweran di media kita adalah banjir informasi yang sebenarnya tidak terlalu penting amat. Cobalah tengok media kita, baca berita-berita yang ditulis dan ditayangkan, lihatlah talkshow-talkshow di televisi kita. Benar mereka menyinggung berbagai masalah, tapi rata-rata hanya berputar-putar di permukaan, menonjolkan dampak, memunculkan pro kontra ecek-ecek, tapi tak menyentuh akar masalah yang sebenarnya.</div><div><br /></div><div>Lihatlah apa yang dipelajari anak-anak kita di sekolah. Apakah mereka mendapat pengajaran yang baik tentang matematika, pengetahuan alam, sejarah, informatika dan bahasa. Bukankah masyarakat saja diributkan soal ganti buku tiap naik kelas, kualitas buku ajar yang buruk, materi pelajaran yang ajaib-ajaib? Belum lagi mahalnya buku dan hilangnya mata pelajaran penting, sementara mereka dicekoki PR dan tugas-tugas yang kadang tak jelas maksudnya.</div><div><br /></div><div>Tengok pula dunia entertainment kita. Betapa banyak tayangan hiburan yang melecehkan akal sehat; talkshow-talkshow dagelan yang memamerkan kebodohan orang; komedi-komedi porno, slapstick, dan sarkastik; gambar-gambar seronok dan gosip-gosip murahan berlabel infotainment, informasi selebritis, dan investigasi selebritis muncul di mana-mana. Anehnya, tayangan-tayangan below a sixth-grade level itu disiarkan berjam-jam, dengan alasan rating dan share tinggi serta slot iklannya laku dijual.</div><div><br /></div><div>Rutinitas pekerjaan kaum buruh, karyawan, dan kaum menengah perkotaan di Jakarta dan lima kota besar Indonesia menggambarkan betapa sibuknya mereka. Meski strategi gangguan mungkin belum sempat diterapkan untuk membuat super sibuk, mereka sudah dibuat repot dengan kemacetan, transportasi massal yang tak memadai, dan lingkungan kerja yang tak kondusif. Akibatnya mereka sudah tak ada waktu lagi untuk berpikir serius di luar pekerjaan, atau kembali mengurus lingkungan sekitar. Di waktu senggang mereka mencoba rehat dengan olah raga, rekreasi dan entertainment.</div><div><br /></div><div>Beberapa hal yang terjadi dalam masa kampanye pemilu 2024 ini juga jelas menunjukkan dipakainya metode gangguan ini. Contoh nyata adalah munculnya statement asam sulfat oleh salah satu kandidat, yang kemudian ditanggapi oleh pendukung dan bahkan tim sukses kandidat yang lain, sehingga tema asam sulfat itu dibahas panjang lebar, dikritik, dicemooh, dibuli dan dihajar habis.</div><div><br /></div><div>Padahal sesungguhnya isu asam sulfat itu adalah isu yang sengaja dimunculkan, by design, dan dipakai untuk mendistraksi opini masyarakat. Brieffing yang diberikan memang asam sulfat, sehingga tidak ada kesan slip of tongue ataupun disengaja salah. Lihat saja ekspresi penuturnya saat mengatakan frasa asam sulfat itu.</div><div><br /></div><div>Dengan cepat tema asam sulfat itu menggusur berbagai isu penting dari pembicaraan masyarakat. Sebagian besar masyarakat tidak membahas lagi soal politik dinasti, rekayasa Mahkamah Konstitusi, "pengkhianatan politik", dan "penjegalan demokrasi" yang selama beberapa Minggu mendominasi opini dan pembicaraan masyarakat.</div><div><br /></div><div>Kemarin gimmick baru dimunculkan dengan angka 400 juta. Dalam pidato lengkap, sebenarnya si penutur menjelaskan tentang program yang dilaksanakan oleh 76 negara, dan konon telah menjangkau 400 juta siswa. Namun video itu dipotong di bagian depannya dan kemudian disebarkan ke berbagai platform. Maka potongan video itu dibahas di mana-mana dan viral, dengan bumbu bulian dan kecaman. Lalu siapa yang memotong video itu sehingga jadi misleading? Dia pasti orang yang faham trik-trik manipulasi media. (<b>Bersambung</b>)</div></div><div><br /></div><div>(<i>Penulis adalah wartawan senior</i>)</div><div><br /></div><div><i>Baca sambungan artikel ini di:</i></div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media-2.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (2)</a></i></div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media-3.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (3)</a></i></div><div><i>* <a href="https://www.ihwal.net/2023/12/sepuluh-strategi-manipulasi-media-4.html?m=1">Sepuluh Strategi Manipulasi Media (4)</a></i></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-80239086163637261522023-11-05T20:48:00.010-08:002023-12-16T00:49:10.167-08:00ARM HA-IPB Gelar Penyuluhan Gizi Keluarga dan Pembagian 200 Paket Makanan<div><div></div></div><div><div style="text-align: left;"><div><div><i>Penulis</i>: <b>Ibnu M Hawab |</b></div><div><br /></div><div>CIANJUR -- Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB) bekerja sama dengan tim Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University menyelenggarakan penyuluhan gizi keluarga bagi 200 penyintas gempa di Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (4/11).</div></div><span><a name='more'></a></span></div><div style="text-align: center;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgasn00MrhdhdFifAp-VSji6io8Mb2Msh0uQkVtBOyrvdHUxk1Nuwdmg3yuEJ0CazydhsdY6Cnk9HZK1Hl8vLYFnzrqoFTo9nPt-VTEGvAoyHCPtyitH-Csrwkhf9-04u9K3JW70iLcotFEA1OM2qDGhgBiD43-SONu2Sk3DNR8LOT8QAwSnmhIOlbDWBMr/s1600/IMG-20231106-WA0012.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgasn00MrhdhdFifAp-VSji6io8Mb2Msh0uQkVtBOyrvdHUxk1Nuwdmg3yuEJ0CazydhsdY6Cnk9HZK1Hl8vLYFnzrqoFTo9nPt-VTEGvAoyHCPtyitH-Csrwkhf9-04u9K3JW70iLcotFEA1OM2qDGhgBiD43-SONu2Sk3DNR8LOT8QAwSnmhIOlbDWBMr/w400-h225/IMG-20231106-WA0012.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Suasana penyuluhan gizi keluarga dan pembagian paket yang dilakukan ARM HA-IPB di Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.</td></tr></tbody></table></div><div><div><i><br /></i></div><div>Kegiatan tersebut merupakan tahap awal dari Program Peningkatan Gizi dan Kesiapsiagaan Keluarga di Daerah Rawan Bencana (PGK2) yang ARM HA-IPB inisiasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan keluarga di daerah rawan bencana di Indonesia melalui peningkatan kesadaran gizi keluarga, pemberian makanan tambahan, serta kegiatan kesiapsiagaan bencana.</div></div><div><br /></div><div>Penyuluhan disampaikan langsung oleh Kepala Departemen IKK FEMA-IPB, Dr. Tien Herawati, S.P., M.Si. Ia menjelaskan pentingnya pola asuh makan, yakni kemampuan orangtua untuk menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan dalam memberikan makanan kepada anak mereka. </div><div><br /></div><div>“Pola asuh makan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan orangtua agar kebutuhan zat gizi anak terpenuhi sehingga tumbuh kembang anak menjadi optimal,” papar Tien Herawati sebagaimana tertulis dalam rilis yang diterima redaksi <i>Ihwal.net</i>, Ahad (5/11).</div><div><br /></div><div>Pola asuh makan yang baik, lanjutnya, adalah pemberian makan yang bergizi dengan komposisi yang seimbang, yang terdiri dari asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. </div><div><br /></div><div>Menurut Tien, pola pemberian makan kepada bayi usia 0 – 6 bulan berbeda dengan pola pemberian makanan kepada bayi usia 6 – 12 bulan serta di atas 12 bulan. Pola asuh yang baik pada usia 0 - 24 bulan sangat penting mengingat pada periode tersebut anak mengalami pertumbuhan otak yang sangat pesat. </div><div><br /></div><div>“Kekurangan gizi pada periode tersebut akan berdampak pada kualitas hidup anak jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini akan mempengaruhi pertunbuhan otak yang berdampak pada penurunan kemampuan kognitif sehingga anak berpotensi memiliki prestasi yang rendah,” tegas Tien. </div><div><br /></div><div>Penyuluh juga menekankan perlunya setiap keluarga memahami metode pengolahan makanan yang baik untuk anak agar anak-anak tersebut gemar mengonsumsi makanan bergizi sejak kecil. </div><div><br /></div><div>Penyuluhan ini diikuti dengan antusias oleh para ibu, kader Posyandu, dan perwakilan kaum bapak di Mangunkerta. Dalam tanya jawab dengan penyuluh, mereka mengaku mendapat pengetahuan baru yang berguna untuk dipraktikkan dalam keluarga. </div><div><br /></div><div>Di ujung acara, ARM HA-IPB membagikan 200 paket makanan bergizi kepada peserta. Paket itu terdiri atas nasi liwet kemasan yang awet disimpan hingga setahun, satu kaleng rendang domba/sapi siap santap dengan masa kedaluarsa hingga 3 tahun, satu paket sayuran sop, dan 250 gram kacang hijau. Sebelumnya, tim IKK dan ARM HA-IPB menjelaskan manfaat gizi masing-masing bahan makanan berikut cara mengolah dan menyajikannya.</div><div><br /></div><div>“Progam PGK2 ini rencananya diimplementasikan di tiga desa di tiga kabupaten di Cianjur, Bogor, dan Pandeglang sebagai lokasi percontohan,” ujar Ketua Umum ARM HA-IPB, Ir. Ahmad Husein, M.Si. Selain penyuluhan gizi dan pembagian paket bahan makanan, kegiatan pengembangan tanaman sayuran pekarangan juga disiapkan. Untuk peningkatan kesadaran kesiapsiagaan bencana, terdapat tiga kegiatan yaitu pelatihan kesiapsiagaan bencana, penyebarluasan materi edukasi dan informasi, serta kegiatan simulasi bencana.</div><div><br /></div><div>Program ini mendapat dukungan dari berbagai komunitas dan mitra perusahaan alumni IPB yaitu MT Farm, SOSEK Reborn, My Vets, PT Gemilang Optimal Abadi (GOD Parking), dan Indosmep Group. ***</div><div><br /></div><div><br /></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-60593486602071641112023-11-05T17:41:00.003-08:002023-12-16T00:50:26.979-08:00Peristiwa Besar di Bulan Rabiul Akhir yang Tercatat dalam Sejarah Islam<div></div><div></div><div><div><i>Penulis:</i> <b>Haryono Madari |</b></div><div><br /></div><div>Rabiul Akhir adalah bulan keempat dalam kalender Hijriyah. Tepatnya setelah bulan Rabiul Awal dan sebelum Jumadil Ula.</div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvN_ygNorTvOdphkGYw8a4nf4cfCKP1njgHjuuSx1jAuGI1jNQ53IHVpkNys6a7NTh_dH7VNp32ZPraonJYI2zgcFSXkSji0r7fohDCAPDzz8ssB5ecPGgW4fQMeQWi_WfQjnpNhKRVqlc26hCWi2wgcWuxlMSwqz_JS6dtkbuzFWtbHh3X_IzVuvWiDmY/s1280/IMG-20231106-WA0001.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvN_ygNorTvOdphkGYw8a4nf4cfCKP1njgHjuuSx1jAuGI1jNQ53IHVpkNys6a7NTh_dH7VNp32ZPraonJYI2zgcFSXkSji0r7fohDCAPDzz8ssB5ecPGgW4fQMeQWi_WfQjnpNhKRVqlc26hCWi2wgcWuxlMSwqz_JS6dtkbuzFWtbHh3X_IzVuvWiDmY/w400-h266/IMG-20231106-WA0001.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ornamen bagian dalam kubah di sebuah masjid. <br /><br /></td></tr></tbody></table></div><div><div>Pada zaman Jahiliyah, bulan Rabiul Awal disebut dengan Wubshan atau Wabshan. Adapun yang memberikan nama Rabiul Akhir sebagaian mengikuti pendapat adalah Kilab bin Murrah.</div></div><div><br /></div><div>Mengutip halaman sebuah situs, penamaan Rabiul Akhir tidak terlepas dari peristiwa alam musim semi yang terjadi di Jazirah Arab. Pada musim tersebut tanaman tumbuh subur, rerumputan menghijau, dan banyak pepohonan yang berbuah.</div><div><br /></div><div>Musim tersebut umumnya terjadi selama dua bulan. Maka dari itu ada bulan Rabiul Awal dan bulan Rabiul Akhir </div><div><br /></div><div>Pada bulan Rabiul Akhir ada beberapa peristiwa besar yang pernah terjadi dalam sejarah Islam. Mengutip sebuah sumber peristiwa besar tersebut antara lain sebagai berikut:</div><div><br /></div><div><b>1. Diturunkannya Surah Al-Hasyr</b></div><div><br /></div><div>Surah Al-Hasyr adalah surah ke-59 dalam kitab suci Al-Qur’an yang terdiri dari 24 ayat. </div><div><br /></div><div style="text-align: right;">سبح لله ما فى السموات وما فى وهو العزيز الحكيم</div><div><br /></div><div><i>Bertasbih kepada Allah apa-apa yang ada di langit dan bumi. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.</i></div><div><br /></div><div>Surah yang berarti pengusiran ini diturunkan di Madinah atau setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.</div><div><br /></div><div>Dalam surah ini diterangkan tentang pengusiran terhadap kaum Yahudi bani Nadhir yang terjadi pada tahun ke-4 Hijriyah. </div><div><br /></div><div>Pengusiran ini terjadi karena Bani Nadhir mencoba untuk melakukan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW dan melakukan tipu daya muslihat dalam bidang ekonomi.</div><div><br /></div><div><b>2. Upaya Pembunuhan Nabi Muhammad SAW oleh Bani Nadhir</b></div><div><br /></div><div>Nabi Muhammad saw bersama sepuluh orang sahabatnya meminta kaum Bani Nadhir menanggung pembayaran diyah dua orang yang terbunuh sesuai perjanjian. Namun, beberapa di antara kaum Bani Nadhir berupaya untuk membunuh Nabi Muhammad SAW bersama sahabatnya.</div><div><br /></div><div>Nabi Muhammad saw mendapat ilham tentang upaya mereka, lantas bersama sahabatnya kembali pulang ke Madinah. Lalu memerintahkan para sahabatnya agar bersiap-siap melawan Bani Nadhir.</div><div><br /></div><div><b>3. Perang Al-Ghabah dan Al-Ghamar</b></div><div><br /></div><div>Perang Al-Ghabah terjadi pada tahun ke-6 Hijriyah. Perang ini dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Perang ini terjadi karena Unaynah bin Hizn Al Farisi ingin merampas unta-unta Nabi Muhammad SAW di Al Ghabah.</div><div><br /></div><div>Pada Rabiul Akhir juga pernah terjadi perang Al-Ghamar. Perang ini terjadi ketika Nabi Muhammad SAW menyerang kabilah Bani Asad. Perang dipimpin oleh Ukkasyah bin Mishan.</div><div><br /></div><div><b>4. Perang Damsyik</b></div><div><br /></div><div>Perang Damsyik terjadi pada tahun 14 Hijriyah selama 70 hari di masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq. Perang ini ditujukan untuk menghancurkan Kota Damsyik.</div><div><br /></div><div>Pasukan Islam yang berjumlah 25.000 orang dipimpin oleh Khalid bin Walid dan Ubaidah bin Jarrah. Meski pasukan Islam melawan pasukan Romawi yang berjumlah 80.000 orang, kemenangan diraih di pasukan Islam.</div><div><br /></div><div><b>5. Perang Jamal</b></div><div><br /></div><div>Perang Jamal terjadi pada tahun 36 Hiriyah atau 656 Masehi di sekitar Bashrah. Perang terjadi karena ingin membalas pembunuhan atas Utsman bin Affan.</div><div><br /></div><div>Disebut perang Jamal karena dalam peperangan ini Aisyah menaiki unta berambut merah. Namun dalam peperangan ini Aisyah ditangkap. Kemudian ia dibebaskan secara terhormat.</div><div><br /></div><div>Demikian peristiwa yang sempat saya catat. Mudah-mudahan memberi manfaat kepada kita semua. Khususnya bagi saya pribadi. ***</div><div><br /></div><div><i>(Penulis adalah seorang kolomnis)</i></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-76035863241114029032023-11-05T17:31:00.002-08:002023-12-16T00:51:33.252-08:00Palestina dan Fakta di Balik Kekejaman Israel<div dir="auto"><div dir="auto"><i>Penulis:</i> <b>Darul Affifah |</b></div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Sebanyak 5.087 warga Palestina dikabarkan tewas sejak tanggal 7 Oktober 2023 akibat serangan Zionis Israel ke Palestina. Namun, media-media Barat terus berupaya untuk memutarbalikkan fakta yang terjadi. Serangan Israel yang dilepaskan ke Gaza sampai saat ini terus berlangsung. Tidak hanya tentara Hamas saja yang menjadi sasaran, namun juga warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. <span><a name='more'></a></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWi_-TpFMoVZtWrmTAaw-5XcuCR_5AAWDGuRuBT-1TTMhW7_tn2WjQVevr0pZDB5SwyioFM9uEhdz2loHtLn9BsHk8ujoWm6Cy8yh8KhNAV4TBqfwHRKTQsAF2HDzU3Ebq6Es_-oRMzynr-pzyksW2Z_ZuBpguUnD2sQ9AKInH0FKH1-XsEMHUa2CT2hHC/s720/IMG-20231105-WA0002.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="559" data-original-width="720" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWi_-TpFMoVZtWrmTAaw-5XcuCR_5AAWDGuRuBT-1TTMhW7_tn2WjQVevr0pZDB5SwyioFM9uEhdz2loHtLn9BsHk8ujoWm6Cy8yh8KhNAV4TBqfwHRKTQsAF2HDzU3Ebq6Es_-oRMzynr-pzyksW2Z_ZuBpguUnD2sQ9AKInH0FKH1-XsEMHUa2CT2hHC/w400-h310/IMG-20231105-WA0002.jpg" width="400" /></a></div><br /></div><div dir="auto">Fakta yang diputarbalikkan itu terus memadati laman media, dan menjadikan orang-orang yang kurang informasi termakan oleh berita yang tidak benar. Berita-berita yang disiarkan oleh media Barat dengan jelas menutupi kekejian Israel pada Palestina yang melibatkan wanita dan anak-anak. Padahal, sebanyak 1000 jiwa anak-anak tewas akibat serangan udara yang dilayangkan oleh Israel ke Gaza. </div><div dir="auto"><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Dalam waktu 24 jam terakhir saja, sebanyak 240 titik yang menjadi sasaran serangan oleh Israel, dan sebanyak 400 orang tewas, sebagaimana diliput oleh <a href="http://detik.com">detik.com</a>. </div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Untuk berlindung dari serangan Israel, warga Palestina terus mencari tempat untuk berlindung. Sebuah sekolah yang dikelola oleh PBB menjadi salah satu tempat mereka mengungsi. Rumah-rumah mereka telah menjadi puing-puing yang berserakan. Bahkan, Rumah menjadi sasaran Israel pada Jum'at lalu, dan menewaskan sebanyak 500 orang Palestina, juga ratusan orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan akibat penembakan Rudal Israel. </div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Hingga saat ini, ada 12 Negara yang mengumumkan memberikan bantuan untuk Palestina, totalnya 4, 5 Triliun. Namun, akses masuknya bantuan di jalur Rafah masih dibatasi oleh pihak Israel, sehingga kekurangan bahan pasokan pokok, medis, dan lainnya menimbulkan ketegangan di antara pengungsi. ***</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto"><i>(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)</i></div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto"><br /></div></div> ihwalhttp://www.blogger.com/profile/15938803931549082998noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-58582923793848245592023-09-23T22:41:00.008-07:002023-12-16T00:53:37.480-08:00Inilah Nasehat Berharga Untuk Para Penulis Muda<div></div><div><br /></div><div><div><i>Penulis</i>: <b>Uswahelamir</b> | </div><div><br /></div><div>Sekelompok mahasiswi berjilbab lebar telah meninggalkan kampusnya di Cipayung, Jakarta Timur, sejak fajar. Hari itu, Rabu 20 September 2023, sebuah majelis ilmu digelar di aula lantai 1 Markas Da’wah Kampus STID Mohammad Natsir, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat. Majelis ilmu itulah yang dituju sekitar 60 mahasiswi tersebut. <span><a name='more'></a></span></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYRakLba0FHdPNo1jVJh0qiksSobBT_ciVSD7wpf1XteAlhQF2Yjfs8cPK8OZWvJBdekO1FU20XjqCSOdiRY95_98AEXbIa58E4Sw-IoD5X8lcC-cdZ4YvZMz-AwlQJEghDAUG0XHJ3GMPLwuihSchQniNEK3XTibVmK1GOIo52XcDzL6ZBXGxyvxU1wTH/s700/IMG-20230924-WA0006.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="420" data-original-width="700" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYRakLba0FHdPNo1jVJh0qiksSobBT_ciVSD7wpf1XteAlhQF2Yjfs8cPK8OZWvJBdekO1FU20XjqCSOdiRY95_98AEXbIa58E4Sw-IoD5X8lcC-cdZ4YvZMz-AwlQJEghDAUG0XHJ3GMPLwuihSchQniNEK3XTibVmK1GOIo52XcDzL6ZBXGxyvxU1wTH/w400-h240/IMG-20230924-WA0006.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Anwar Djaelani saat memberikan pelatihan jurnalistik di Kampus STID M Natsir, Tambun, Bekasi.</td></tr></tbody></table><div><i><br /></i></div><div>Majelis itu bertema “Terampil Jurnalistik Terampil Simpatik”. Pembicaranya laki-laki berbadan tegap, berusia asekitar enam puluh tahun, mengenakan batik hijau bermotif khas Madura, serta berkacamata. Namanya, Anwar Djaelani. "Siapa pun berhak menulis untuk menyampaikan opini. Belajarlah berani berkata melalui tulisan," ungkapnya dengan suara lantang.</div></div><div><br /></div><div>Anwar mengungkapkan fakta di negeri tercinta ini bahwa hanya satu dari ribuan orang yang suka membaca. Padahal, negeri kita didominasi oleh kaum Muslim. Di sisi lain, dalam sejarah Islam jelas tertulis bahwa wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah saw adalah perintah membaca, yakni iqro'. Namun, mengapa umat Islam seakan tidak acuh dengan perintah itu.</div><div><br /></div><div>Dari membaca, kata Anwar, KH Ahmad Dahlan terinspirasi untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah. Beliau membaca buku karya Muhammad Abduh, yakni kitab Al-Manar. </div><div><br /></div><div>Tulisan yang bagus hanya lahir dari pembaca yang rakus. Karena itu, Anwar tak ingin melihat para kader da'iyah menyia-nyiakan masa mudanya dengan tidak menulis dan membaca. </div><div><br /></div><div>Pada kesempatan yang sama turut hadir Kepala Prodi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir Ustadz Lukman Ma'sa. Beliau duduk di sisi panggung aula menghadap ke arah para kader da'iyah. </div><div><br /></div><div>"Kalian ini calon ibu dari anak-anak kalian, maka jadilah ibu yang pandai menulis. Ibu yang hebat, yang tetap berda'wah menyebarkan Islam ke penjuru dunia walaupun dari rumah. Jadilah wanita-wanita yang bisa memberi dampak baik kepada sekitar kalian," kata Ust Lukman ketika mendapar giliran memberikan sambutan.</div><div><br /></div><div>Setelah mengikuti pelatihan ini, para kader da'iyah tampak terpompa semangatnya untuk terus menulis dan membaca hingga da'wah Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia. ***</div><div><br /></div><div><i>(Penulis adalah mahasiswi semester 7 STID Mohammad Natsir)</i></div><div><br /></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-60751935997667076392023-09-13T23:25:00.002-07:002023-12-16T00:55:31.790-08:00Etika Menghadapi Konflik di Majelis Taklim<div><div><i>Penulis</i>: <b>Jihan aprilia | </b></div><div><br /></div><div>Kegiatan rutin yang kerap kita jumpai di masjid adalah pengajian majelis taklim. Kadang kita jumpai majelis taklim yang berjalan baik, tapi kerap juga kita jumpai majelis taklim yang berkonflik antar sesama anggotanya.</div><span><a name='more'></a></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj73oYTMlT4yi3zXlJo0tVPK0qv4_tvU4zQukUkzk3gIKlNtTRaEmD55HjRHzNCT4YiwDjqTqa7iNycD6o2LiBAGqJKSXJ9tqVh215L5QznPThvQULAy58eNdk6Empzp1I28V2tw9vGwcpGoXN31MDgTbPxScasYPUGlw2ALLDN9m3k-U6U32Aei7bq4ttn/s1280/IMG-20231216-WA0004.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="866" data-original-width="1280" height="271" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj73oYTMlT4yi3zXlJo0tVPK0qv4_tvU4zQukUkzk3gIKlNtTRaEmD55HjRHzNCT4YiwDjqTqa7iNycD6o2LiBAGqJKSXJ9tqVh215L5QznPThvQULAy58eNdk6Empzp1I28V2tw9vGwcpGoXN31MDgTbPxScasYPUGlw2ALLDN9m3k-U6U32Aei7bq4ttn/w400-h271/IMG-20231216-WA0004.jpg" width="400" /></a></div><i><div><br /></div></i></div><div>Lalu, jika Anda seorang dai dan menemukan majelis taklim yang berkonflik di masjid yang Anda bina, apa yang akan Anda lakukan? Bagaimaa Anda menyelesaikan konflik tersebut?</div><div><br /></div><div>Ada beberapa etika yang harus kita perhatikan ketika dihadapkan pada konflik majlis ta'lim:</div><div><br /></div><div>Pertama, kenali masalah terlebih dahulu, kemudian cari penyebab mengapa muncul konflik tersebut.</div><div><br /></div><div>Kedua, bersikaplah tenang, jangan ada sifat pilih kasih dalam menyelesaikan konflik. Kita harus adil dalam bersikap sebagaimana Allah Ta'ala berfirman </div><div style="text-align: right;">إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ</div><div><br /></div><div>"<i>Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.</i>" (QS an-Nahl [16]: 90)</div><div><br /></div><div>Ayat di atas menunjukan bahwa penegakan keadilan merupakan gagasan penting dalam ajaran Islam. Sebaliknya, al-Qur'an mengecam orang-orang yang berlaku zalim.</div><div><br /></div><div>Ketiga, ajaklah berdiskusi (bermusyawarah) semua anggota atau pengurus majlis taklim tersebut untuk mendapatkan solusi yang baik. Allah Ta'ala berfirman:</div><div><br /></div><div style="text-align: right;">فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ</div><div><br /></div><div>"<i>Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.</i>" (QS. Ali Imran [3]: 159).</div><div><br /></div><div>Rasulullah saw juga selalu melibatkan para sahabat beliau dalam musyawarah mengenai banyak hal, terutama urusan peperangan.</div><div><br /></div><div>Senada dengan itu, tafsir dari Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Rasulullah saw selalu bermusyawarah dengan mereka apabila menghadapi suatu masalah.</div><div><br /></div><div>Keempat, ketika mengumpulkan pendapat (solusi) dari setiap orang, maka harus dipilih yang berpendapat sesuai al-Quran dan sunnah. Jika tidak ada maka pilihlah pendapat yang rasional dan tidak menyelesihi al-Quran dan sunnah. </div><div><br /></div><div>Allah Ta'ala berfirman, "<i>Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya</i>." (An Nisa [4]: 59)</div><div><br /></div><div>Berarti tidak sah bila suatu perkara yang diperselisihkan dikembalikan kepada hawa nafsu namun dikembalikanlah kepada syariat.</div><div><br /></div><div>Lima, uungkapkan pendapat atau solusi dengan kata-kata yang mudah dipahami anggota majlis taklim, sehingga tidak menibulkan pertanyaan yang akan memunculkan konflik yang baru.</div><div><br /></div><div>Enam, harus bersikap terbuka kepada semua orang agar tidak ada orang yang merasa masalah atau konflik tersebut sengaja ditutup tutupi.</div><div><br /></div><div>Itulah beberapa cara atau etika ketika menghadapi konflik. Semoga bermanfaat. </div><div><br /></div><div><i>Wallahu 'alam</i>. ***</div><div><br /></div><div><br /></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-11854816747562488542023-09-10T20:02:00.006-07:002023-12-16T00:56:02.842-08:00Jangan Salah, Merawat Tubuh Termasuk Ibadah<div dir="auto"><div dir="auto"><i>Penulis</i>: <b>Darul Affifah</b> |</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Tubuh merupakan salah satu nikmat yang Allah karuniakan kepada para makhluk-Nya. Menjaganya berarti kita menjaga hal yang telah Allah <i>Ta'ala</i> ciptakan. Lalu, apakah dengan menjaga tubuh bisa disebut ibadah?<span><a name='more'></a></span><div dir="auto"><br /></div></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfSas3t3Kv8SQ0sxX9TwrXvP4aE9uZBWfREvuQ7BWHqu7oMrJvdGarH6ElDUcTTNd7ff2YXy6YqO2w8gkOdiF4u_IIXNHeyz6A22gBM3IiLYRQdFR9HKad5s78HJVKNZ68NKFV_GT9fh3a2jD3UylK9z2C0GPmULF5xbWFyPFuOEWBeBsQ78gb0aQwMo_K/s625/IMG-20231216-WA0005.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="413" data-original-width="625" height="264" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfSas3t3Kv8SQ0sxX9TwrXvP4aE9uZBWfREvuQ7BWHqu7oMrJvdGarH6ElDUcTTNd7ff2YXy6YqO2w8gkOdiF4u_IIXNHeyz6A22gBM3IiLYRQdFR9HKad5s78HJVKNZ68NKFV_GT9fh3a2jD3UylK9z2C0GPmULF5xbWFyPFuOEWBeBsQ78gb0aQwMo_K/w400-h264/IMG-20231216-WA0005.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kucing yang terawat (foto ilustrasi dari Pixabay.com)</td></tr></tbody></table><br /></div><div dir="auto">Sebagaimana sabda Nabi Muhammad <i>shalallahu alaihi wassalam</i> yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa beliau mengatakan "Dua nikmat yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia, (yakni) nikmat kesehatan dan waktu luang," (Riwayat Bukhari).</div><div dir="auto"><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Dari hadits di atas kita bisa simpulkan bahwa seorang Muslim yang beriman dan mengetahui batasan-batasan syari'at dihimbau untuk selalu memperhatikan hal-hal yang terlihat sepele namun dampaknya sangat besar, yakni dua nikmat yang telah disebutkan di atas. </div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Nikmat-nikmat yang telah Allah Ta'ala karuniakan kepada hamba-Nya, hendaknya membuat kita lebih memperhatikan dan menjaganya. Sebab, menjaga dan merawat apa yang Allah <i>Ta'ala</i> berikan kepada kita, merupakan bentuk dari rasa syukur. </div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Kita tahu bahwa rada syukur merupakan salah satu ibadah kepada Allah <i>Ta'ala</i> yang sangat mulia. Betapa banyak orang yang Allah <i>Ta'ala</i> karuniai rezeki secukupnya, namun tab bisa menjaga dan mensyukuri nikmat tersebut dengan benar. </div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Sebaliknya, banyak juga orang-orang yang berusaha merawat tubuhnya dengan benar sebagai bentuk rasa syukur dan terlepas dari kufur. Sebagimana firman Allah <i>Ta'ala</i> yang artinya, "<i>Ingatlah Aku, maka Aku akan mengingat kalian. Dan bersyukurlah kalian kepada-Ku dan janganlah kalian kufur</i>." (Al-Baqarah [2]: 152).</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto"><div dir="auto">Semoga kita termasuk ke dalam kelompok yang kedua ini. <i>Aamiin.</i></div><div dir="auto"><i><br /></i></div><div dir="auto"><i>Wallahu a'lam.</i></div></div></div> ihwalhttp://www.blogger.com/profile/15938803931549082998noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-73766545292816015532023-08-29T19:43:00.010-07:002023-12-16T00:59:39.722-08:00Tiga Orang yang Dibenci Allah<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><div><i>Penulis</i>: <b>Zulpa Amira | </b></div><div><br /></div><div>Rasulullah saw bersabda, "Tiga orang yang dibenci Allah, yaitu pedagang yang sering bersumpah, orang miskin yang sombong dan orang bakhil yang suka menyebut-nyebut (pemberiannya)." (Shahih Al-Jami': 3074)</div><span><a name='more'></a></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAu-Oy7SEhtWL03YJu3LHFCO6yp6wOPzR8-C0dav4OQz9BJTH_PJ67SHkWoW18jac7nAxWQtCf4JA4hQcBuEripvcZDkSOkuiPyBCnxPw2gwyamPYe788NBWW-bBHT3jBygFx6ZiwA_20GZBFIgWY3Z4pdyHuqd5ABF2nHzYK3inaWaYeh53UukJTlQUhL/s1280/IMG-20231216-WA0006.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="823" data-original-width="1280" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAu-Oy7SEhtWL03YJu3LHFCO6yp6wOPzR8-C0dav4OQz9BJTH_PJ67SHkWoW18jac7nAxWQtCf4JA4hQcBuEripvcZDkSOkuiPyBCnxPw2gwyamPYe788NBWW-bBHT3jBygFx6ZiwA_20GZBFIgWY3Z4pdyHuqd5ABF2nHzYK3inaWaYeh53UukJTlQUhL/w400-h258/IMG-20231216-WA0006.jpg" width="400" /></a></div><i><div><i><br /></i></div></i></div><div>Dari hadits di atas, Rasulullah menyebutkan tiga orang yang dibenci oleh Allah. Dalam buku karya Adnan Tarsyah berjudul <i>Yang Dicintai dan Dibenci Allah</i> halaman 190, menyebutkan ada beberapa orang yang dibenci oleh Allah. Tiga di antaranya sebagai berikut:</div><div><br /></div><div><b>1. Pedagang yang sering bersumpah</b> </div><div><br /></div><div>Pedagang yang banyak bersumpah ketika menjual barang dagangannya untuk menjadikan barang dagangannya itu laku. Rasulullah saw melarang umatnya untuk bersumpah ketika berdagang, sebagaimana sabdanya, "Janganlah kalian banyak bersumpah dalam menjual, karena sesungguhnua penjualannya itu adalah laris kemudian ia membatalkannya." (HR. Muslim). </div><div><br /></div><div>Beliau saw juga bersabda, "Orang yang bersumpah adalah menjadikan barang dagangannya laku, yang demikian itu menghapus keberkahan." (HR. Bukhari).</div><div><br /></div><div>Yang dimaksud di sini adalah sumpah yang sebenarnya dan makruh hukumnya untuk dilakukan pada saat tidak dibutuhkan. Jika orang yang bersumpah itu berdusta, maka sumpah yang ia lakukan adalah haram hukumnya. </div><div><br /></div><div><b>2. Orang miskin yang sombong </b></div><div><br /></div><div>Orang yang tidak memiliki harta, namun ia menyombongkan diri padahal tidak ada faktor yang mendukung dirinya untuk melakukan kesombongan. Perbuatan yang ia lakukan tersebut adalah sikap keras kepala dan pembangkangan terhadap suatu sikap yang menjadi hak Allah. Ia tidak memiliki harta dan kekayaan yang merupakan faktor timbulnya kesombongan dan keangkuhan terhadap manusia. </div><div><br /></div><div>Hal tersebut menimbulkan pertanyaan, mengapa ia menyombongkan diri dan menghinakan orang lain, padahal tidak ada faktor yang dapat mendukungnya? Allah berfirman, "<i>Dan Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri</i>." (QS. Al-Hadid: 23).</div><div><br /></div><div><b>3. Orang bakhil</b></div><div><br /></div><div>Orang bakhil adalah orang yang tidak mau memberikan hak orang lain yang wajib ia berikan. Bakhil merupakan lawan kata dermawan atau mulia. Sesungguhnya orang yang paling bakhil adalah orang yang pelit untuk melaksanakan perbuatan yang telah menjadi hak Allah, walau pun orang lain memandangnya dermawan.</div><div><br /></div><div>Orang yang telah mencintai hartanya, maka ia akan mengarahkan kehidupannya kepada dunia saja sehingga berat baginya untuk melaksanakan amal kebaikan yang diperintahkan oleh Allah swt. Orang bakhil yang menyebut-nyebut pemberiannya adalah memberikan sesuatu kepada orang lain lalu ia menyebut-nyebut pemberian itu dengan ucapan mau pun dengan perbuatan.</div><div><br /></div><div>Allah berfirman, "<i>Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) dan sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya kepada manusia karena riya dan tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat</i>." (QS. Al-Baqarah: 264). </div><div><br /></div><div>Semoga kita tidak termasuk ke dalam tiga orang yang dibenci Allah. Tentunya dengan selalu ikhlas dalam beramal dan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah saw. *** </div><div><br /></div><div>(<i>Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)</i></div><div><br /></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-58669642742827749272023-08-29T05:03:00.003-07:002023-08-29T05:10:19.782-07:00Belajar dari Seekor Nyamuk<div><i>Penulis</i>; <b>Darul Affifah |</b> </div><div><br /></div>Kita musti seringkali digigit oleh nyamuk, terutama di malam hari. Serangga kecil yang memiliki kekuatan pada mulutnya untuk menusuk kulit manusia demi meminum darah itu juga merupakan ciptaan Allah yang sempurna.<span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBg9V5heHYjky7EbEGbE1h9k-GJ8MTj6AKCZPLxO09eBICp-uzydTGzruF4FUSwuoDRcGWnQxmWAy_FQLAhtuE_zqcEP-PKNCUdUUryXGt48nr_51CE-6XT-MjW1uaAhVcA6S_eDreXZX0HRl4HzFQoJFnKrSQFzBuz-eqWCX2wdh2XbL1M91hQ_A__8h6/s720/IMG-20230829-WA0001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="552" data-original-width="720" height="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBg9V5heHYjky7EbEGbE1h9k-GJ8MTj6AKCZPLxO09eBICp-uzydTGzruF4FUSwuoDRcGWnQxmWAy_FQLAhtuE_zqcEP-PKNCUdUUryXGt48nr_51CE-6XT-MjW1uaAhVcA6S_eDreXZX0HRl4HzFQoJFnKrSQFzBuz-eqWCX2wdh2XbL1M91hQ_A__8h6/w400-h306/IMG-20230829-WA0001.jpg" width="400" /></a></div><br />Allah <i>subhanahu wata'ala</i> berfirman, "<i>Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah.</i>" (Shad: 27) <br /><br />Bahkan, Allah <i>Ta'ala</i> membuat sebuah perumpamaan menggunakan nyamuk. Ini dinyatakan Allah Ta'ala dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 26:<br /><br />"<i>Sesungguhnya Allah tidak malu membuat perbandingan apa saja, (seperti) nyamuk hingga ke suatu yang lebih daripadanya (kerana perbuatan itu ada hikmatnya), yaitu kalau orang-orang yang beriman maka mereka akan mengetahui bahawa perbandingan itu benar dari Tuhan mereka; dan kalau orang-orang kafir pula maka mereka akan berkata: " Apakah maksud Allah membuat perbandingan dengan ini?" (Jawabnya): Tuhan akan menjadikan banyak orang sesat dengan sebab perbandingan itu, dan akan menjadikan banyak orang mendapat petunjuk dengan sebabnya; dan Tuhan tidak akan menjadikan sesat dengan sebab perbandingan itu melainkan orang-orang yang fasik</i>." <br /><br />Di balik kekesalan kita terhadap nyamuk, ternyata Allah <i>Ta'ala</i> menciptakan nyamuk dengan sempurna. Seperti yang disebutkan dalam sebuah penelitian, bahwa ketika nyamuk diperbesar sampai 400 kali, ternyata di kepala hewan itu terdapat 100 mata, dan di mulutnya ada 48 gigi, serta di dadanya juga terdapat 3 jantung. <br /><br />Dengan kesempurnaan yang Allah <i>Ta'ala</i> berikan itu, nyamuk terus berkembang biak memperbanyak keturunannya, dan menjaga ekosistem makhluk hidup di dunia. *** <br /><br /><i>(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)</i><span><!--more--></span></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-6090956870083026912023-08-28T07:38:00.005-07:002023-08-28T07:40:36.106-07:00ARM HA-IPB Cabang Kalimantan Timur Resmi Dikukuhkan<div><i>Penulis</i>: <b>Ibnu M Hawab |</b> </div><div><br /></div><div>SAMARINDA --- Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB) Cabang Kalimantan Timur resmi terbentuk dan dikukuhkan dalam acara pelantikan yang berlangsung khidmat di Ballroom Hotel Mercure, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (27/8). Acara ini merupakan bagian dari acara Pelantikan Pengurus DPD HA-IPB Kalimantan Timur periode 2023 - 2027 dan Rapat Kerja Daerah DPD HA-IPB Kaltim yang pertama.</div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_GGLznswOkskvurNAwuHlhVhRrsLRBSYcg6Sd9-3sId4XZG4xee1VKuAuRZa_0sK4BFDZfSD3_dV7pw5jkfCwjNfGp1SBhjiwdjsEI34QV99WptobvnJq96mCkd93hWzP-1_3wPICvROuURO8BoumEKTiMi0aFi6So6atbbW01W2L-4TfrbWCJdXaxT31/s1265/IMG-20230828-WA0034.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="785" data-original-width="1265" height="249" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_GGLznswOkskvurNAwuHlhVhRrsLRBSYcg6Sd9-3sId4XZG4xee1VKuAuRZa_0sK4BFDZfSD3_dV7pw5jkfCwjNfGp1SBhjiwdjsEI34QV99WptobvnJq96mCkd93hWzP-1_3wPICvROuURO8BoumEKTiMi0aFi6So6atbbW01W2L-4TfrbWCJdXaxT31/w400-h249/IMG-20230828-WA0034.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #212529; font-family: HelveticaNeue-Light, "Helvetica Neue Light", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, "Lucida Grande", sans-serif; font-size: 16px; text-align: left;">Suasana pelantikan ARM HA-IPB Cabang Kalimantan Timur.</span></td></tr></tbody></table><br />Pengukuhan dan pelantikan ini, sebagaimana diungkap dalam rilis yang diterima redaksi Tadabbur Republika,. Senin (28/8) disaksikan langsung oleh Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, S.P., M.Si., Asisten III Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Ir. Riza Indra Riadi, M.Si., Kepala Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Dr. Mirna Asnawati Safitri, dan Ketua Umum DPP HA-IPB, Dr. Walneg S. Jas, MM, </div><div><br /></div><div>Ketua Umum ARM HA-IPB, Ir. Ahmad Husein, M.Si., membacakan naskah pengukuhan pengurus ARM HA-IPB Cabang Kaltim, dilanjutkan dengan pembacaan janji pengurus, penandantanganan berita acara pelantikan, dan penyerahan pataka ARM. Sebelumnya, Ketua 2 ARM, Ir. Emy Puji Astuti, membacakan Surat Keputusan Susunan Pengurus ARM HA-IPB Cabang Kaltim. Di Kalimantan Timur, cabang ARM HA-IPB ini dipimpin oleh Ir. Azhar Rudiyanto, yang merupakan Ketua DPD HA-IPB Kaltim periode sebelumnya, dibantu oleh Ir. Rudi Sasgo sebagai sekretaris dan Ir. Sandjaja sebagai bendahara.</div><div><br /></div><div>“Hadirnya ARM HA-IPB di Kalimantan Timur membuktikan semangat gotong-royong alumni IPB di provinsi ini, yang menjadi karakter bangsa Indonesia dalam menangani masalah sosial-kemanusiaan, dan kebencanaan,” ujar Asisten III Pemprov Kalim, Riza Indra Riadi. Alumnus IPB Angkatan 21 ini juga terpilih menjadi Ketua Dewan Pembina HA-IPB Kaltim periode 2023-2027.</div><div><br /></div><div>Ketua DPP HA-IPB, Walneg S. Jas, menekankan pentingnya peran alumni bagi almamater. Ia bersyukur HA-IPB memiliki hubungan yang amat baik dengan almamaternya, IPB University. Dalam bidang kemanusiaan, HA-IPB berharap ARM HA-IPB dapat tampil menjadi lembaga kemanusiaan tingkat nasional dan menjadi role model. “Dengan dikawal oleh para pegiat yang telah berpengalaman dalam dunia kemanusiaan, saya yakin cita-cita itu akan tercapai,” ujar Walneg.</div><div><br /></div><div>Bagi Ketua DPD HA-IPB Kaltim terpilih, Ir. Sulaeman, M.P., IPU, hadirnya ARM HA-IPB di Bumi Etam merupakan kebanggaan tersendiri. Menurut Sulaeman, permohonan pembentukan ARM HA-IPB di Kaltim didasari niat mulia untuk memperluas jangkauan bantuan manfaat yang dapat alumni IPB lakukan di bidang kemanusiaan. Kaltim menjadi cabang pertama yang berdiri pasca diperolehnya status hukum Yayasan dari Kemenkumham RI kepada ARM HA-IPB di tahun 2021 dan sejak disahkannya Renstra ARM 2022-2024. </div><div><br /></div><div>“Terbentuknya ARM di Kaltim diharapkan makin menyemarakkan semangat kesukarelawanan para alumni IPB. Apalagi wilayah ini tidak lepas dari kerawanan bencana, terutama banjir dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” ujarnya. ***</div><div><br /></div><div>(<i>Penulis adalah redaktur ihwal.net</i>)</div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-72226414925620333962023-08-27T01:15:00.009-07:002023-08-28T18:23:17.085-07:00Apakah Kita Sudah Ridho Kepada Keputusan Allah?<div><i>Penulis</i>: <b>Putri Sekar Arum |</b></div><div><br /></div><div>Ada ayat yang berulang empat kali di dalam al-Qur'an. Ayat tersebut berbunyi:</div><span><a name='more'></a></span><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEPvLNqUkfFIzz2PLbjgMUXhxxoXSPGGqrzunA1VFSWs9UpgHFWEvn3VrshfU26kwf61mdpBkbXMHSVCSw-HnFjgcoQ41I8-MgDqPPtN4Es5n3ZL8_F7UH192x8m7-IqiTi4mpSf-htP0mRGQ-ZHqhF6Ctx2fyT8t13_hgWjNxTdf0p7PXxVvFWDTNvcsm/s1280/IMG-20230227-WA0029.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEPvLNqUkfFIzz2PLbjgMUXhxxoXSPGGqrzunA1VFSWs9UpgHFWEvn3VrshfU26kwf61mdpBkbXMHSVCSw-HnFjgcoQ41I8-MgDqPPtN4Es5n3ZL8_F7UH192x8m7-IqiTi4mpSf-htP0mRGQ-ZHqhF6Ctx2fyT8t13_hgWjNxTdf0p7PXxVvFWDTNvcsm/w400-h300/IMG-20230227-WA0029.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masjid Agung Mataram, NTB</td></tr></tbody></table><br /><div><br /></div><div style="text-align: right;">رضي الله عنهم ور ضوا عنه</div><div><br /></div><div><b>Rodhiyallohu 'an-hum wa rodhuu 'an-h</b></div><div><br /></div><div>Artinya: <i>Allah meridhoi mereka dan mereka pun ridho kepada Nya</i></div><div><br /></div><div>Ayat tersebut terdapat dalam surat al-Maidah [5] ayat 119, surat at-Taubah [9] ayat 100, surat Al Mujadillah [58] ayat 22, dan surat Al Bayyinah [98] ayat 8. </div><div><br /></div><div>Jika kita simak maka ayat tersebut bisa kita potong menjadi dua bagian. Pertama, rodhiyallohu 'an-hum. Artinya, "Ridho Allah terhadap hamba-Nya." </div><div><br /></div><div>Kedua, wa rodhuu 'an-h. Artinya, "Dan mereka pun ridho kepada Nya."</div><div><br /></div><div>Ada beragam makna tentang ridho kepada Allah. Pertama, engkau berserah diri dan ridho kepada-Nya dalam setiap pemberian yang dibagikan Allah kepadamu, baik berupa kebaikan maupun keburukan dalam kehidupan di dunia.</div><div><br /></div><div>Kedua, jika engkau ditimpa musibah, hatimu dipenuhi rasa yakin bahwa Rabbmu menghendaki kebaikan dengan musibah tersebut. </div><div><br /></div><div>Ketiga, engkau berhenti mengeluh kepada manusia, menyerahkan urusanmu kepada Allah saja dan bertekad hanya mengadu kepada-Nya. </div><div><br /></div><div>Keempat, engkau ridho terhadap Rabb-mu apakah Dia memberimu karunia atau menahannya, memberimu kekayaan atau mencabutnya, memberimu kesehatan atau penyakit, engkau selalu ridho dalam seluruh kondisi yang ada.</div><div><br /></div><div>Adapun poin penting dalam mentadabburi ayat di atas setidaknya ada lima, yakni: </div><div><br /></div><div>Pertama, ridho kepada Allah tidak bisa mencegah sama sekali atas penyakit atau musibah yang harus kita alami.</div><div><br /></div><div>Kedua, terdapat perbedaan antara sabar dan Ridho.</div><div> Ketiga, ridho kepada Allah merupakan sebuah derajat yang tinggi</div><div><br /></div><div>Keempat, Allah tidak mungkin memberi cobaan diluar batas kemampuanmu.</div><div><br /></div><div>Kelima, seseorang yang tidak ridho dengan Rabb-nya maka Allah tidak akan pernah ridho kepadanya.</div><div><br /></div><div><i>Wallahu a'lam ***</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>(Penulis adalah mahasiswi STID M natsir, Jakarta)</i></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-13743132528646356382023-08-12T23:33:00.009-07:002023-08-12T23:38:46.684-07:00PosDai Ajak Masyarakat Ikut Mewujudkan Sekolah untuk Anak Pedalaman Suku Wana<div><i>Penulis:</i> <b>Ibnu M Hawab</b> |</div><div><br /></div><div>Suku Wana adalah salah satu kelompok masyarakat yang tinggal di pedalaman Morowali Utara, Sulawesi Tengah, tepatnya di Pegunungan Tokala, Dusun Fatumarando, Desa Wonsa. Tak sebagaimana masyarakat kebanyakan, Suku Wana hidup dengan berpindah-pindah.</div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrHyQuVfOw787S0ySO4HxTCrqRjnWcEXLnXo7kKuDf4CHyvkKlot6tfrVdGBzczih56AP3kXJNf-iACDWwnfoHVc2jDIf5plei5O4VGu9LH_6hUZkn_PCNuJ93rBYuP859QY6o4BxNOfQWGUruLfWFIv5CaYPNGboFrJtaNgRsaH-OzTBsZa9e-5OhP7NX/s900/IMG-20230813-WA0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="736" data-original-width="900" height="328" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrHyQuVfOw787S0ySO4HxTCrqRjnWcEXLnXo7kKuDf4CHyvkKlot6tfrVdGBzczih56AP3kXJNf-iACDWwnfoHVc2jDIf5plei5O4VGu9LH_6hUZkn_PCNuJ93rBYuP859QY6o4BxNOfQWGUruLfWFIv5CaYPNGboFrJtaNgRsaH-OzTBsZa9e-5OhP7NX/w400-h328/IMG-20230813-WA0000.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #212529; font-family: HelveticaNeue-Light, "helvetica neue light", "helvetica neue", Helvetica, Arial, "lucida grande", sans-serif; font-size: 16px; text-align: left;">Abdul Muin bersama anak-anak Suku Wana.</span></td></tr></tbody></table><br />Pada tahun 2016, PosDai Indonesia hadir di daerah Morowali Utara, tempat di mana suku Wana berada. "Ketika itu kami mengadakan program syahadat 150 mualaf Suku Wana," jelas Ketua PosDai Indonesia, Abdul Muin, kepada <i>Ihwal.net</i> Jumat (11/8).</div><div><br /></div><div>Setelah itu, PosDai melakukan pembinaan kepada masyarakat Suku Wana yang baru saja menjadi Muslim ini. Tak tanggung-tanggung, pembinaan berlangsung selama 8 tahun.</div><div><br /></div><div>Pembinaan dilakukan oleh dai-dai Hidayatullah yang telah dididik terlebih dahulu oleh PosDai. Dai-dai tersebut setia membersamai masyarakat Suku Wana selama bertahun-tahun hingga jumlah Suku Wana yang masuk Islam terus bertambah. "Saat ini sudah mencapai 432 orang," jelas Muin.</div><div><br /></div><div>Selain itu, kata Muin lagi, PosDai juga berusaha meningkatkan taraf hidup mualaf Suku Wana lewat program Kampung Mualaf Suku Wana. </div><div><br /></div><div>Saat ini, atas bantuan para mukhsinin di Indonesia, telah berdiri 23 rumah untuk 23 kepala keluarga. Dari rumah-rumah sederhana itu, setidaknya 215 jiwa Suku Wana bisa tinggal dengan nyaman dan aman. </div><div><br /></div><div>Kemudian, sebagai penguatan dakwah, PosDai juga telah menghimpun dana dari masyarakat untuk membangun sebuah masjid di tengah-tengah kampung mualaf Suku Wana. </div><div><br /></div><div>Kini, setelah masyarakat perkampungan Suku Wana terus berkembang, PosDai berencana membangun sekolah. "Anak-anak mualaf Suku Wana berhak menikmati pendidikan sebagaimana masyarakat Indonesia lainnya," jelas Muin.</div><div><br /></div><div>Setidaknya saat ini ada 200 anak Suku Wana yang belum memperoleh akses pendidikan. Padahal, jelas Muin, pendidikan merupakan kunci bagi manusia untuk menaikkan taraf hidup mereka.</div><div><br /></div><div>Untuk program yang terakhir ini, PosDai Indonesia mengajak semua pihak agar ikut andil. "Mari kita ambil peran dalam mengembangkan dakwah lewat program Sekolah Anak Pedalaman Suku Wana ini. Mari kita antarkan anak-anak pedalaman ini menggapai cita-citanya untuk kehidupan mereka yang lebih baik," jelas Muin lagi. ***</div><div><br /></div><div><i>(Penulis adalah redaktur ihwal.net)</i></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-83209110180800605482023-08-09T01:28:00.007-07:002023-08-09T01:30:10.339-07:00Empat Hal Penyebab Futur<div><i>Penulis</i>: <b>Nurmawati</b> |</div><div><br /></div><div>Futur merupakan sikap yang harus diwaspadai. Futur menjadi langkah pertama setan menejerumuskan orang- orang beriman kepada jalan kemaksiatan. </div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYvEH0YEGoos78juwNKIOXtB4nX2RBh4IuZAyXW4SCsjB7KjrpqhOnX8-O8vZ-tQQEGptng-Z47DL536FZbCvW7vRnynhPzIbJ-GdfbJNnSBwhcZjifQYdqCe88MF0Zer2YG4jOE29ft5jh6Ezy4dgOxe1lEzwAJ7nNjU-AdK3MDQp-EP7ebjl8iyugBsI/s720/IMG-20230809-WA0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="490" data-original-width="720" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYvEH0YEGoos78juwNKIOXtB4nX2RBh4IuZAyXW4SCsjB7KjrpqhOnX8-O8vZ-tQQEGptng-Z47DL536FZbCvW7vRnynhPzIbJ-GdfbJNnSBwhcZjifQYdqCe88MF0Zer2YG4jOE29ft5jh6Ezy4dgOxe1lEzwAJ7nNjU-AdK3MDQp-EP7ebjl8iyugBsI/w400-h272/IMG-20230809-WA0000.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #212529; font-family: HelveticaNeue-Light, "helvetica neue light", "helvetica neue", Helvetica, Arial, "lucida grande", sans-serif; font-size: 16px; text-align: left;">Malas seringkali menjadi penyebab awal seseorang menjadi futur (foto freepik.com).</span></td></tr></tbody></table><br />Futur biasanya dimulai dari rasa malas yang menimpa seseorang yang sebelumnya besemangat dalam beribadah. Untuk menghindari sikap ini, mari kita simak penejelasan rinci dari kitab Ad- Dalilul Al-Ilm.</div><div><br /></div><div><b>1</b>. <b>Banyak bermaksiat</b></div><div><br /></div><div>Banyaknya seseorang melakukan kemaksiatan dapat menyebabkan munculnya sifat malas. Apalagi bila ia sering meremahkan dosa- dosa kecil. Sebab, kebaikan tidak bisa disandingkan dengan kemaksiatan. </div><div><br /></div><div>Jadi berhati-hatilah dengan dosa sekecil apa pun karena dapat menutup hati. Bila hati sudah tertutupi maka ia tidak lagi mempunyai ketertarikan kepada ibadah. Dari sifat malas inilah seseorang akan tertimpa murkanya Allah, yaitu dijauhkan dari kenikmatan iman dan takwa.</div><div><br /></div><div><b>2. Tidak mengingat kematian dan kehidupan selanjutnya</b></div><div><br /></div><div>Tiada satu pun yang kekal di dunia ini, bahkan nafas yang kita hembuskan pun akan pergi. Begitu pun manusia. </div><div><br /></div><div>Kematian adalah ketatapan Allah. Tidak ada yang mengetahui kapan dan di mana kematian akan menjumpai kita. Allah <i>Ta'ala</i> berfirman dalam surah Ali-Imran [3] ayat 185, "<i>Setiap manusia pasti merasakan kematian</i>." </div><div><br /></div><div>Karena itulah Rasulullah saw selalu mengingatkan kita kepada kematian. Dengan menginggat kematian, kita tidak akan terlena dan hanya memikirkan hal duniawi semata. Kita akan senantiasa mematuhi perintah agama dan menjauhi larang-Nya.</div><div><br /></div><div>Menurut Syekh al-Laffaf, sering mengingat mati dapat menghasilkan tiga hal positif. Pertama, mempercepat tobat. Kedua, hati yang lapang menerima segala pemberian-Nya. Ketiga, antusias yang tinggi menjalankan ibadah. </div><div><br /></div><div>Sebaliknya, orang yang lupa dengan kematian, ia akan menerima tiga keburukan. Pertama, menunda-nunda taubat. Kedua, tidak rela dengan rezeki yang cukup. Dan, ketiga, malas beribadah.</div><div><br /></div><div><b>3. Jarang membaca al-Qur'an </b></div><div><br /></div><div>Al-Quran merupakan dustur Ilahi yang di dalamnya Allah sediakan solusi semua persoalan hidup. Al-Quran merupakan petunjuk yang menjadi syafa'at buat kita kelak di akhirat. Ibarat seseorang yang tersesat di dalam hutan belantara seorang diri padahal di dalam genggamannya terdapat peta. Karena ia tidak terbiasa membaca peta, maka ia tidak tahu cara kembali. </div><div><br /></div><div>Sama halnya seorang yang jarang membaca al-Qur'an, dia akan kehilangan arah menuju surga. Bahkan, bukan hanya kehilangan arah, juga akan merasa futur setiap saat. Tidak ada tujuan hidup yang membuat dia semangat untuk melakukan ibadah. Motivasi dalam dirinya hilang begitu saja. Baginya, hidup hanya sebagai hiburan semata.</div><div><br /></div><div><b>4. Jarang berdzikir</b></div><div><br /></div><div>Perumpaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir ialah seperti orang hidup dan orang mati. Orang yang senantiasa mengisi hidupnya dengan dzikir akan merasa tenang, penuh dengan kenikmatan. Sebaliknya, orang yang jarang mengingat Allah, hatinya akan senantiasa gelisah. Selalu ada keresahan yang akan dia rasakan dalam dirinya. ***</div><div><br /></div><div>(<i>Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)</i></div><div><br /></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-11896842079513950572023-08-08T20:31:00.004-07:002023-08-08T20:34:59.103-07:00Oh Very Young! International Youth Camp for Peace and Prosperity Sambangi MalangMALANG — Setelah di Jakarta selama 4 hari, helatan forum Oh Very Young International Youth Camp for Peace and Prosperity (OVY – IYCP) yang digelar Pemuda Hidayatullah bersama Hubungan Antarbangsa DPP Hidayatullah berlanjut di 2 kota yaitu Malang dan Surabaya.<span><a name='more'></a></span><div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5xi3OqS7iQYZVha5LN_16isGdEuGaJalRSbUUzafPoLGUGb2UPbguBxsckZVhOVJm_5ThOLfz5wOU3aaEmxxRNwifZzY5Kt5Bc3TUCJwL-a759jmxIp4IXYs9UHdwaAFdiSYCs0LDurbT1WZZDxh7JuVUibJ00xvStvAkGW1z6Y5cHDvcpxxx-ZcMOmLW/s720/Screenshot_2023-08-08-08-56-52-34_e2d5b3f32b79de1d45acd1fad96fbb0f.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="411" data-original-width="720" height="229" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5xi3OqS7iQYZVha5LN_16isGdEuGaJalRSbUUzafPoLGUGb2UPbguBxsckZVhOVJm_5ThOLfz5wOU3aaEmxxRNwifZzY5Kt5Bc3TUCJwL-a759jmxIp4IXYs9UHdwaAFdiSYCs0LDurbT1WZZDxh7JuVUibJ00xvStvAkGW1z6Y5cHDvcpxxx-ZcMOmLW/w400-h229/Screenshot_2023-08-08-08-56-52-34_e2d5b3f32b79de1d45acd1fad96fbb0f.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #212529; font-family: HelveticaNeue-Light, "Helvetica Neue Light", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, "Lucida Grande", sans-serif; font-size: 16px; text-align: left;">Salah seorang peserta forum Oh Vey Young tengah bertanya saat acara di Jakarta.</span></td></tr></tbody></table><br />Pada kesempatan memasuki hari ke-7 ini (Senin, 7 Agustus 2023), delegasi peserta camp yang diikuti perwakilan pemuda dari sejumlah negara Asia Pasifik seperti Malaysia, Myanmar, Thailand, Vietnam, Cambodia, dan Filipina, ini bertandang ke jaringan Ar Rohmah International Islamic Boarding School (IIBS) Malang, Jawa Timur.</div><div><br />Rombongan melakukan kunjungan dan sharing info ke 5 kampus Ar Rohmah yaitu Ar Rohmah Putri 1, Ar Rohmah Putri 2, Ar Rohmah Tahfizh, Ma’had Hidayatullah Batu, dan Sekolah Integral Al Fattah.<div><br />Rombongan tamu dari Cambodia yaitu Rosman Arifin, Tin Samry, As math Ousmy, Yes Zorifah, Mz Faradis, Heath Fazy, dan Sokry Zainalabithin. Kemudian dari Malaysia ada rekan Syed Muhammad Asyraf bin Syed Kamil, Muhammad Jabil bin Misnan, Muhammad Yusuf bin Ibrahim, Nur Farhana binti Abdul Pata, Hanna Humaira binti Azmi Al Alwi, Nik Nurul Hanis binti Nik Mohd Kamil, dan Nik Abdul Malik bin Nik Hisham.<br /><br />Kemudian ada pemuda dari Myanmar, Hamza Farid Ulla, yang saat ini sedang menempuh studi di International Islamic University (IIU) Malaysia.<br /><br />Sementara dari Filipina ada pemuda yang murah senyum dan penuh keramahan Sulffy Villaflores Abbas bersama rekannya Abdulrahman Balagaban Sulaiman serta dari negara minoritas muslim Vietnam yaitu Nguyen Mohammad Arafath.<br /><br />Informasi yang didapatkan dari panitia, gelaran OVY – IYCP selama di Malang dan Surabaya ini akan berlangsung selama 7 hari dengan berbagai kegiatan.<br /><br />YPI Ar Rohmah telah menyiapkan beberapa agenda kegiatan seperti presentasi pengantar oleh peserta dari setiap negara.<br /><br />Selain beramah tamah dengan YPI Ar Rohmah, hari ini delegasi berkesempatan melakukan kunjungan dan diskusi tentang isu di kawasan serta bagaimana pemuda membangun Asia Tenggara yang lebih sejahtera.<br /><br />Berikuitnya ada diskusi dan simulasi tentang bagaimana memecahkan masalah kaum muda seperti problem peredaran narkoba, LGBTQ, hedonisme, ketidakadilan sosial, apatisme, dan sebagainya.<br /><br /><b>Empat Hari di Jakarta</b><br /><br />Diharapkan dari kegiatan ini semakin menguatkan ikatan kaum muda dari negara negara Asia Tenggara dan Pasifik terutama untuk membahas urusan strategis terkait dengan pencapaian perdamaian dan kemakmuran.<br /><br />Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Hidayatullah Rasfiuddin Sabaruddin mengatakan selain momentum silaturrahim eratkan persaudaraan pemuda antarbangsa, forum ini juga kian meneguhkan peran Hidayatullah dalam membangun dialog yang mendorong penguatan perdamaian, persatuan, kemitraan yang solid dalam hubungan antarbangsa serta kerjasama di bidang dakwah dan pendidikan.<br /><br />“Pertemuan forum OVY yang dihadiri perwakilan pemuda negara Asia Tenggara ini menjadi momen bersejarah dalam hubungan tidak saja antar sesama negara serumpun Melayu tetapi juga menguatkan ikatan ummatan wahidah,” katanya.<br /><br />Selama 4 hari sebelumnya, delegasi negara peserta mengikuti sejumlah agenda yang cukup padat yang digelar di Jakarta. Mereka juga berkesempatan berkeliling mengunjungi situs sejarah seperti Kota Tua, Penjara Pangeran Diponegoro, berbagai titik wisata lainnya di Ibu Kota.<br /><br />“<i>Alhamdulillah</i>, luar biasa,” kata Rosman Arifin, delegasi pemuda Cambodia, mengungkapkan kesannya tentang Indonesia.<br /><br />Rombongan juga berkunjung ke Pondok Pesantren At-Taqwa Depok, Pesantren Hidayatullah Depok, Madrasah TechnoNatura, STIE Hidayatullah, Perpustakaan Tamadun Nusantara, dan meninjau perkebunan teknologi hidroponik Hidayatullah Depok, dan diterima sejumlah tokoh lainnya.***<div><br /></div><div>(<i>Penulis adalah redaktur ihwal.net)</i></div><div><br /></div></div><span><!--more--></span><span><!--more--></span></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-75361370135018244302023-08-03T20:33:00.004-07:002023-08-03T20:34:16.017-07:00Surat An-Nisa' dan Kesetaraan Gender<div><i>Penulis:</i> <b>Ulfaturrohmah |</b></div><div><br /></div><div>Al-Qur'an yang diturunkan sebagai petunjuk manusia tentu mengandung isi dan tema yang tidak jauh dari keadaan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Banyak ayat yang membahas hubungan antara laki-laki dan perempuan, hak-hak di antara mereka yang telah tertata dengan rapi.</div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizf_A1trtPLyFn09MK8vAGoY1lDwlw7SRqTcI7dTST8nPww_PYYWI4usg8PQV-e7gZprbDnRK6spej0mgxTIIxgp4LzXKxBSNP2O6Rp3K5DHzZno18mc4gZww5o9KmqjpSKuLSj_SNCbnUMh9hYRf3OlKV8b9S7KSqx_dzlUbOUlO4U4h3utYPge8oZPyM/s644/IMG-20230804-WA0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="399" data-original-width="644" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizf_A1trtPLyFn09MK8vAGoY1lDwlw7SRqTcI7dTST8nPww_PYYWI4usg8PQV-e7gZprbDnRK6spej0mgxTIIxgp4LzXKxBSNP2O6Rp3K5DHzZno18mc4gZww5o9KmqjpSKuLSj_SNCbnUMh9hYRf3OlKV8b9S7KSqx_dzlUbOUlO4U4h3utYPge8oZPyM/w400-h248/IMG-20230804-WA0000.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bunga sebgai lambang keindahan. Perempuan juga sering diidentikkan dengan bunga.</td></tr></tbody></table><br />Sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa' bahwa perempuan memiliki derajat yang mulia dan terhormat. Tidak seperti pada zaman jahiliyah, ketika perempuan dianggap sebagai makhluk lemah yang hanya merepotkan laki-laki. Sehingga pada saat itu perempuan banyak yang dikubur hidup-hidup karena tidak memberi keuntungan untuk laki-laki.</div><div><br /></div><div>Sebelum turun surat An-Nisa', perempuan berada di titik terendah. Namun berbeda ketika banyak ayat yang turun membicarakan betapa mulianya dan terhormatnya seorang perempuan. Hingga surat An-Nisa' ini menjadi ayat yang turun sebagai penyempurna ayat-ayat sebelumnya mengenai kemuliaan seorang perempuan.</div><div><br /></div><div>Allah <i>Ta'ala</i> berfirman: </div><div><br /></div><div style="text-align: right;">يا ايها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحده وهلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والارحام ان الله كان عليكم رقيبا</div><div><br /></div><div><i>Wahai manusia! Bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan namanya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu</i>." (An-Nisa' [4]: 1)</div><div><br /></div><div>Pada ayat tersebut kita dapat mengambil hikmah bahwa Allah Ta'ala menyamakan kedudukan laki-laki dan perempuan sebagai hamba dan makhluk Allah. Masing-masing dari mereka memiliki kewajiban untuk beribadah dan beramal saleh. Kedua makhluk tersebut memiliki kewajiban untuk bertakwa kepada Allah. Maka hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di antara keduanya.</div><div><br /></div><div>Namun, kesamaan di antara keduanya, sebagaimana telah disebutkan dalam al Qur'an, bukan berarti mengharuskan untuk sama dalam semua bidang. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi dan tugasnya masing-masing. Mengapa berbeda? Karena apabila keduanya memiliki kedudukan yang sama dalam segala bidang maka tidak akan ada keseimbangan. </div><div><br /></div><div>Adanya perbedaan ini menunjukkan bahwa memang seharusnya laki-laki dan perempuan itu memiliki tugas kewajiban dan juga hak sesuai dengan porsinya. Hikmah yang dapat diambil dari penciptaan Allah Ta'ala terhadap dua pasang manusia yang berbeda, bukan hanya bentuk tubuh serta jenis kelaminnya, tetapi juga pada emosional dan komposisi hormon dalam tubuh. </div><div><br /></div><div>Perbedaan ini bukan semata-mata untuk merendahkan perempuan sebagaimana anggapan kaum feminis dan ilmuwan Barat. Namun, hal ini sebagai bentuk keseimbangan yang memiliki fungsi berbeda untuk menuju kesatuan dan saling melengkapi.</div><div><br /></div><div>Al Qur'an telah memberikan batasan yang jelas dalam hal ini sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa'. Terutama dalam hal kepemimpinan, kehidupan dalam keluarga, serta masyarakat. Oleh karena itu sangat kurang bijak dan tidak masuk akal apabila terdapat sekelompok orang yang terus menjadikan kesetaraan di antara dua jenis manusia ini dalam segala bidang.</div><div><br /></div><div><i>Wallahu a'lam. ***</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)</i></div><div><br /></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-39113006428416432742023-08-01T20:48:00.004-07:002023-08-01T20:48:45.334-07:00Turjmanul Al-Mustafid, Kitab Tafsir Al Qur'an Pertama Karya Ulama Indonesia<i>Penulis</i>: <b>Ibnu M Hawab </b><div><br /></div><div><div>Syaikh Dr. Ammar Al-Gumaei, Lc., M.A, doktor lulusan Universitas Islam Madinah, memaparkan bahwa kitab tafsir pertama kali yang ditulis oleh ulama Indonesia lengkap 30 juz adalah Turjmanul Al-Mustafid. Kitab ini ditulis oleh Syaikh Abdurrauf Al-Fansuri as-Singkili.</div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_KKUtw9GkKZlJzfF_X5dyHUtzjvDbl8T7BE_Sr9gsoJn_Dtyq-a1ES7wYMQGP4nZBiRzPv04F2jYV9YLm6fMjoaTZUrNZ8y9aufZCiMTsPc_Ojg0g2kuzcDBvrkQc2EgxkcTdyoSV5FDIe3662ZR3PWXWgxftFDB-Cb0WEPvXpK1ZcDehvWOxMmTOT8b7/s1046/IMG-20230802-WA0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1046" height="275" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_KKUtw9GkKZlJzfF_X5dyHUtzjvDbl8T7BE_Sr9gsoJn_Dtyq-a1ES7wYMQGP4nZBiRzPv04F2jYV9YLm6fMjoaTZUrNZ8y9aufZCiMTsPc_Ojg0g2kuzcDBvrkQc2EgxkcTdyoSV5FDIe3662ZR3PWXWgxftFDB-Cb0WEPvXpK1ZcDehvWOxMmTOT8b7/w400-h275/IMG-20230802-WA0000.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #212529; font-family: HelveticaNeue-Light, "helvetica neue light", "helvetica neue", Helvetica, Arial, "lucida grande", sans-serif; font-size: 16px; text-align: left;">Para pemateri seminar internasional Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Ke-2 berfoto bersama.</span></td></tr></tbody></table><br />Syaikh Ammar juga mengungkapkan bahwa kitab tafsir karya ulama Indonesia ini menggunakan bahasa Melayu dan ditulis dengan huruf Arab Pegon. </div><div><br /></div><div>“(Inilah) kitab tafsir yang paling awal memuat seluruh surat Al-Quran di Indonesia," jelas Syaikh Ammar dalam seminar internasional bertajuk "The Role of Indonesian Ulema in the Study of the Quran" yang dilaksanakan 29 Juli 2023 di Auditorium STIQ ZAD, Cianjur, Jawa Barat. </div><div><br /></div><div>Selain itu, jelas Syaikh Ammar, ada pula kitab-kitab tafsir yang ditulis dengan indah oleh ulama Indonesia. “Di antara kitab tafsir yang paling indah dan mendalam dari karya tafsir ulama Indonesia adalah Tafsir Marah Labid karya Muhammad bin Umar Nawawi Al-Jawi,” imbuhnya.</div><div><br /></div><div>Kemudian beliau menjelaskan kenapa kitab-kitab tafsir ulama Indonesia tidak banyak dikenal di dunia Islam. Sebabnya, kata beliau, karena kebanyakan kitab tersebut ditulis dengan selain bahasa Arab, sehingga hanya terbatas untuk bangsa Indonesia.</div><div> </div><div>Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) ZAD, Cianjur, Jawa Barat, telah menggelar seminar internasional Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Ke-2 (The 2nd INCQURST). Ketua STIQ ZAD Cianjur, Adha Saputra, Lc., M.E, mengatakan tujuan seminar ini agar kita tidak melupakan peran ulama Indonesia dalam studi Al-Qur’an.</div><div><br /></div><div>Seminar ini dibuka oleh Syaikh Prof. Dr. Abdussalam Al-Majidy, Lc., M.A. sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Qiroat dan Ulumul Quran Universitas Qatar sebagai pembicara kunci (keynote speaker) dengan memaparkan makalah perkembangan tafsir di Dunia Islam. </div><div><br /></div><div>Syaikh Abdussalam menjelaskan bahwa metodologi yang digunakan Nabi Muhammad Shallalhu ‘Alaihi Wa Sallam dalam mengajarkan Al-Quran ada dua, yaitu dengan menjelaskan makna lafadz Al-Quran dan tafsirnya.</div><div><br /></div><div>Pembicara internasional dan nasional yang hadir antara lain: Prof. Dr. Mohammad Lamatt Achinqity dari Mauritania memaparkan Perkembangan Tafsir di Dunia Islam (Negara Chinguetti, Mauritania adalah sebuah model). Dr. Nabil Ahmed Tarmom, Lc., M.A. Doktor lulusan Universitas Al-Azhar Cairo memaparkan peran ulama Indonesia dalam bidang Qiro’at. Dr. Saeed Abdullah Al-Katiry, Lc., M.A., Doktor lulusan Unviersitas Aden Yaman memaparkan peran ulama Indonesia dalam bidang Tajwid. Dr. Ammar Al-Gumaei, Lc., M.A., Doktor lulusan Universitas Islam Madinah memaparkan peran ulama Indonesia dalam bidang tafsir. Dr. Abdulkhaleq Al-Maswary, Lc., M.A., Doktor lulusan University of The Holy Qur’an and Islamic Science memaparkan studi manuskrip tafsir di Indonesia, Dr. Lira Erlina, Lc., M. Pd. Doktor lulusan Universitas PTIQ Jakarta memaparkan Tafsir Mukhtasar di Indonesia dan Dr. (C) Adha Saputra, Lc., M.E kanditat Doktor Universitas PTIQ Jakarta memaparkan Peran STIQ ZAD dalam Membumikan Studi Ilmu Al-Qur'an di Indonesia.</div><div><br /></div><div>Panitia seminar telah menerima puluhan artikel dari dalam dan luar negeri dan dibahas pada seminar ini. Artikel-artikel yang terpilih akan dipublikasikan dalam ZAD Al-Mufassirin: Jurnal Ilmu Al-Qur’an & Tafsir yang sudah terakreditasi SINTA 4 dan terindeks bereputasi serta naskah lainnya akan diterbitkan dalam bentuk prosiding online. ***</div></div><div><br /></div><div>(<i>Penulis adalah redaktur www.ihwal.net</i>)</div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-88863372249887788162023-07-27T23:33:00.003-07:002023-07-27T23:39:22.755-07:00STIQ ZAD Gelar Seminar Internasional Bertajuk Peran Ulama Indonesia Dalam Studi Al-Qur’an<div><i>Penulis</i>: <b>Ibnu M Hawab |</b></div><div><br /></div><div>CIANJUR --- Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) ZAD Cianjur akan menggelar Seminar Internasional bertajuk "The Role of Indonesian Ulema in the Study of the Quran and Tafseer". Yang akan dilaksanakan 29 Juli 2023 di Auditorium STIQ ZAD, Cianjur, Jawa Barat. </div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_O9zCsFjyev9ye6awdRkGsOkSBxQ2Z5zUu9nmc8h5i8fqSsAFGhUr1Up7AiW7-mwpHin95z2mEH9HLKNJ2rJkMZ5KyLbmR4P05KYqW9D_7GNEpds5fz-my1zA8ZvD3NP6Au0k9b95Wvdo1LZCFp6Nel5eTYqmnWiiZcd97P8UANW7EA2_AuS7zeK9Ezkm/s720/IMG-20230728-WA0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="405" data-original-width="720" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_O9zCsFjyev9ye6awdRkGsOkSBxQ2Z5zUu9nmc8h5i8fqSsAFGhUr1Up7AiW7-mwpHin95z2mEH9HLKNJ2rJkMZ5KyLbmR4P05KYqW9D_7GNEpds5fz-my1zA8ZvD3NP6Au0k9b95Wvdo1LZCFp6Nel5eTYqmnWiiZcd97P8UANW7EA2_AuS7zeK9Ezkm/w400-h225/IMG-20230728-WA0000.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kampus STID ZAD, tempat dilaksanakannya Seminar Internasional bertajuk Peran Ulama Indonesia Dalam Studi Al-Qur’an dan Tafsir.</td></tr></tbody></table><br />Adha Saputra, Lc., M.E selaku Ketua STIQ ZAD Cianjur mengatakan tujuan seminar Internasional ini diadakan adalah untuk membuka wawasan pengetahuan peserta seminar seputar Peran Ulama Indonesia dalam Studi Al-Qur'an dan tafsir dari berbagai bidang dan men-tadabburi-nya.</div><div><br /></div><div>“Seminar Internasional ini kami selenggarakan sebagai upaya membuka wawasan pengetahuan para peserta seputar Peran Ulama Indonesia dalam Studi Al-Qur’an dari berbagai bidang seperti Qiro’at, Tafsir, Tajwid, Tafsir Mukhtasar, manuskrip, dan yang lainnya” tuturnya, sebagaimana tertulis dalam rilis yang diterima redaksi Tadabbur Republika, Jumat (28/7).</div><div><br /></div><div>Ketua Panitia Seminar Tatang Hidayat mengundang para peneliti, akademisi, & mahasiswa untuk berbagi sudut pandang dan pengalaman mereka melalui artikel hasil penelitian dan presentasi lisan yang berkaitan dengan Ilmu Al-Qur’an & Tafsir.</div><div><br /></div><div>“Kami mengundang para peneliti, akademisi & mahasiswa untuk berbagi sudut pandang dan pengalaman melalui artikel hasil penelitian dan presentasi lisan bertajuk Peran Ulama Indonesia dalam Studi Al-Qur’an. Kami ingin mengenalkan kepada dunia karya-karya ulama Indonesia di bidang Studi Al-Qur’an” ungkapnya. </div><div><br /></div><div>Panitia seminar telah menerima puluhan artikel dari dalam dan luar negeri yang akan dibahas pada seminar tersebut. Artikel-artikel yang terpilih akan dipublikasikan dalam ZAD Al-Mufassirin: Jurnal Ilmu Al-Qur’an & Tafsir Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran ZAD yang sudah terakreditasi SINTA 4 dan terindeks bereputasi serta naskah lainnya akan diterbitkan dalam bentuk prosiding online. </div><div><br /></div><div>Rencananya seminar ini akan dibuka oleh Prof. Dr. Abdussalam Al-Majidy, Lc., M.A. dari Qatar University sebagai pembicara kunci (Keynote Speaker). Pembicara internasional dan nasional yang akan hadir antara lain: Prof. Dr. Mohammad Lamatt Achinqity dari Mauritania, Dr. Nabil Ahmed Tarmom, Lc., M.A. dari Mesir, Dr. Saeed Abdullah Al-Katiry, Lc., M.A. dari Yaman, Dr. Ammar Al-Gumaei, Lc., M.A., dari Saudi, Dr. Abdulkhaleq Al-Maswary, Lc., M.A., dari Sudan, Dr. (C) Adha Saputra, Lc., M.E dan Dr. Lira Erlina, Lc., M. Pd dari Indonesia. </div><div><br /></div><div>STIQ ZAD menyelenggarakan seminar ini mengundang berbagai tokoh masyarakat, pimpinan perguruan tinggi, & tokoh-tokoh mahasiswa lintas kampus. Rencananya panitia juga mengundang Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa Barat, Kepala Kementrian Agama Kabupaten Cianjur, Ketua MUI Kabupaten Cianjur, Para Pimpinan Perguruan Tinggi & Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa di Wilayah Kopertais Wilayah II Jawa Barat.</div><div><br /></div><div>Dalam seminar parallel akan dipresentasikan hasil penelitian dari para akademisi yang berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Indraprasta PGRI, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, IAIN Langsa, UIN Raden Mas Said Surakarta, STIBA Ar Raayah Sukabumi, STDI Imam Syafi’i Jember, Universitas Darussalam Gontor, Universitas PTIQ Jakarta, UIN Syarif Kasim Riau, Universitas Pelita Bangsa dan para mahasiswa tingkat akhir dari STIQ ZAD Cianjur</div><div><br /></div><div>“Selain seminar utama akan dilaksanakan juga seminar parallel yang akan mempresentasikan hasil penelitian dari para akademisi berbagai kampus” pungkas Tatang Hidayat. ***</div><div><br /></div><div><i>(Penulis adalah redaktur Ihwal.net dan Tadabbur.Republika.co.id)</i></div><div><br /></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-70837311678468642152023-07-27T16:57:00.004-07:002023-07-27T23:43:53.746-07:00Jangan Pertentangkan Islam dan Budaya<div><i>Penulis</i>: <b>Ibnu M Hawab |</b></div><div><br /></div><div>JAKARTA --- Ketua Umum Pengurus Besar Kesatuan Mahasiswa Tarbiyah Islamiyah (PB KMTI) Muhammad Hidayatullah IKUT menghadiri Tasyakur Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-48 di Gedung Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Rabu (26/7/2023) malam.</div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1uiFwKG20h7EjVJ0YR4V5IKttTtdVrbAvUOKeHkgWwlYj1PqiiHF-dRzXMroLREmvpOburDi7C8trLVLDA-mMwt6fhFb-yb3rSGe1_Gxog5OA-n-BCL2T_Bgxh7Yu3qkSB7yZ3RQe74Yzv7dCWCsN7yE5hoavyO_dGHl-7VyQVFeyBT9bVwevYXlmXsiZ/s1600/IMG-20230727-WA0004.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1uiFwKG20h7EjVJ0YR4V5IKttTtdVrbAvUOKeHkgWwlYj1PqiiHF-dRzXMroLREmvpOburDi7C8trLVLDA-mMwt6fhFb-yb3rSGe1_Gxog5OA-n-BCL2T_Bgxh7Yu3qkSB7yZ3RQe74Yzv7dCWCsN7yE5hoavyO_dGHl-7VyQVFeyBT9bVwevYXlmXsiZ/w400-h225/IMG-20230727-WA0004.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span face="HelveticaNeue-Light, "Helvetica Neue Light", "Helvetica Neue", Helvetica, Arial, "Lucida Grande", sans-serif" style="background-color: white; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;">Para peserta Kongres Budaya Umat Islam berfoto bersama usai acara.</span></td></tr></tbody></table><br />Dalam Kongres Budaya Umat Islam Indonesia tersebut, Muhammad Hidayatullah sempat menyampaikan gagasannya di hadapan anggota komisi C kongres tersebut yang membahas terkait pendidikan dan pengembangan budaya Islam di Indonesia. Ia menyampaikan bahwa untuk mempertahankan tradisi, adat dan budaya lokal Indonesia, salah satunya bisa dilakukan dengan kembali merujuk kepada manuskrip, literatur dan kitab-kitab peninggalan ulama terdahulu secara konkret.</div><div><br /></div><div>"Hari ini banyak generasi muda kita yang mempertentangkan antara Islam dan budaya. Padahal pemikiran seperti itu sejatinya adalah buah dari politik kolonial yang membenturkan keduanya," ungkap Muhammad Hidayatullah sebagaimana dalam rilis yang diterima redaksi <i>Ihwal</i> Kamis (27/7).</div><div><br /></div><div>Para ulama dan soko guru umat Islam Indonesia terdahulu merupakan pelopor pelestarian budaya dan jatidiri bangsa Indonesia yang luhur, bersopan santun, bergotong royong, saling guyup dan memiliki budaya malu yang saat ini sudah agak berkurang.</div><div><br /></div><div>Pendiri PERTI, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli (Inyiak Canduang) termasuk ulama dan guru besar bangsa yang tidak suka membenturkan antara Islam dan budaya lokal Indonesia. Malah beliau berupaya mencari titik temu antara keduanya yang dalam proses tersebut menghasilkan asimilasi. </div><div><br /></div><div>Sebagaimana adagium Minang berbunyi 'adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah'. Begitupun kata orang Aceh 'adat ngon hukom lage zat ngon sifeut' (adat budaya dan hukum Islam layaknya zat dan sifat) sehingga bukan hanya tidak harus dibenturkan tapi juga tidak dapat dipisahkan.</div><div><br /></div><div>Dari sekitar 22 kitab yang ditulis oleh Inyiak Canduang ada beberapa kitab yang banyak membahas perpaduan antara kedua hal tersebut diantaranya kitab Pertalian Adat dan Syara', kitab Asal Pangkat Penghulu dan Pendiriannya juga kitab Pedoman Hidup di Alam Minangkabau (Nasihat Siti Budiman) menurut Garisan Adat dan Syara’.</div><div><br /></div><div>Narasi yang menggambarkan budaya Islam Indonesia seperti gagasan Inyiak Canduang terkait pemahaman adat sebagai tubuh dan syara’ sebagai jiwa itulah yang harus sering disosialisasikan oleh MUI melalui berbagai platform kontemporer. MUI perlu berupaya mengembangkan seni budaya dan adat istiadat Indonesia sekreatif mungkin sehingga dapat lebih mudah diterima oleh generasi milenial dan generasi z, tentunya dengan tetap merujuk kepada Alquran, Sunnah, Ijma' dan Qiyas.</div><div><br /></div><div>"MUI harus merangkul dan bekerjasama dengan para influencer baik seniman, sastrawan, budayawan dan cendekiawan muslim lainnya dalam membumikan nilai-nilai budaya Islam Indonesia kepada masyarakat. Karena justru adat dan budaya lokal yang menjadi pengikat sekaligus penguat agama Islam", sambungnya.</div><div><br /></div><div>"Semoga konges ini mampu menjadi perekat budaya islam Indonesia di tengah arus globalisasi dan maraknya budaya asing di Indonesia. Sekaligus menjadikan pendidikan budaya sebagai alternatif dalam hegemoni modernisme masyarakat masa kini sesuai adagium 'al-muhafadzah ‘alal qadim ashshalih wal akhdz bil jadid al-ashlah' (membina budaya-budaya klasik yang baik dan terus menggali budaya-budaya baru yang lebih konstruktif)," pungkasnya.</div><div><br /></div><div>Kongres Budaya Islam Indonesia ini ditutup dengan beberapa rekomendasi yang dibacakan langsung oleh Wakil Sekjen MUI Pusat yang juga Wakil Ketua Umum PP PERTI Buya Pasni Rusli. ***</div><div><br /></div><div><i>(Penulis adalah redaktur pada Ihwal.net dan Tadabbur.Republika.co.id)</i></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4923294905615193182.post-52129486694252457442023-07-22T20:51:00.003-07:002023-07-22T21:35:26.858-07:00Hijrah: Kekuasaan dan Pemilu<div><i>Penulis</i>: <b>Dr Abdul Ghofar Hadi |</b></div><div><br /></div><div>Nabi Muhammad Saw diangkat menjadi seorang nabi dan rasul sejak mendapatkan wahyu al-Qur’an surat al-alaq. Sejak itulah mulai ada ketidaksukaan, penentangan, bahkan permusuhan kepada Rasulullah dari orang-orang kafir Quraisy di Makkah.</div><span><a name='more'></a></span><div><br /></div><div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0ZCRpD4uxf-TwIeb9pOIIR5983rnwNJ_WKzLXEqeXoj3SzbaOXzV41NTikZTPwtyTfCSmv3dbaya0ye5C484Z3z26rxRe4i1z_h4oA2j2mcVegJxkqHDksOQrD2J1V7jmC8cG0owa0TF3-hJ85gvw0brHowT4pmBPW40f5amVqjYjcS2xr5zSMq6_1pUJ/s641/IMG-20230723-WA0001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="487" data-original-width="641" height="304" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0ZCRpD4uxf-TwIeb9pOIIR5983rnwNJ_WKzLXEqeXoj3SzbaOXzV41NTikZTPwtyTfCSmv3dbaya0ye5C484Z3z26rxRe4i1z_h4oA2j2mcVegJxkqHDksOQrD2J1V7jmC8cG0owa0TF3-hJ85gvw0brHowT4pmBPW40f5amVqjYjcS2xr5zSMq6_1pUJ/w400-h304/IMG-20230723-WA0001.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hijrah adalah berpindah dari keadaan buruk kepada keadaan baik (foto: Pixabay.com).</td></tr></tbody></table><br />Padahal Muhammad sebelumnya dijuluki al-amin, atau orang yang bisa dipercaya, dan karakter amanah itu tetap tidak berubah. Namun misi kenabian dan kerasulan yang dibawa Muhammad yang mengubah sikap orang-orang kafir Quraisy. </div><div><br /></div><div>Padahal al-Qur’an diturunkan baru beberapa surat dan ayat. Pengikut Rasulullah juga belum seberapa banyak, tidak punya persenjataan dan kekuatan yang diandalkan.</div><div><br /></div><div>Rasulullah hijrah ke Madinah karena penindasan orang-orang musyrik Quraisy yang luar biasa terhadap beliau dan para sahabat beliau. Ini karena dakwah Islam belum di-<i>back up</i> oleh kekuasaan. <i>Back up</i> baru dilakukan oleh pribadi-pribadi tertentu dari keluarga bangsawan, penguasa, atau pengusaha.</div><div><br /></div><div>Sementara sahabat-sahabat yang tidak memiliki <i>back up</i> keluarga, seperti Amar bin Yasir, Bilal bin Rabbah, dan beberapa keluarga yang lain, disiksa, ditindas, diintimidasi, bahkan dibunuh. Rasulullah sendiri, setelah pamannya Abu Thalib dan Istrinya Khadijah wafat, tidak ada lagi <i>back up</i>, sehingga sempat mengalami pemboikotan dan gangguan serius.</div><div><br /></div><div>Dakwah Islam selama 13 tahun di Makkah harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dari rumah-rumah, itu pun malam hari. Harus berbisik-bisik karena jika ketahuan maka langsung ditangkap dan disiksa.</div><div><br /></div><div>Setelah Rasulullah SAW selesai membaiat pada ‘Aqabah yang kedua, Rasulullah mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah. Berbagai cara dilakukan oleh para sahabat untuk bisa hijrah ke Madinah.</div><div><br /></div><div>Rasulullah bersama dengan sahabat setianya Abu Bakar ash-Shiddiq juga harus menggunakan banyak strategi untuk bisa berhasil hijrah keluar dari Makkah menuju Madinah. Sebab risikonya jika ketahuan, akan ditangkap dan dibunuh oleh orang-orang kafir Quraisy.</div><div><br /></div><div><b>Madinah Lembaran Baru</b></div><div><br /></div><div>Hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya membuka lembaran baru dalam dakwah untuk menyebarkan agama Islam. Hal yang paling utama adalah Rasulullah diangkat menjadi pemimpin dan diberikan kekuasaaan di Madinah. Kekuasaan itulah yang mem-<i>back up</i> dakwah Islam sehingga terjadi akselerasi kuantitas dan kualitas orang-orang beriman.</div><div><br /></div><div>Dakwah dilakukan secara leluasa dan terbuka, menjalankan ibadah juga mudah, bahkan proyek pertama Rasulullah hijrah, yakni membangun masjid Quba, berjalan dengan mulus. Begitu pula upaya menata kehidupan ekonomi dan sosial dengan tatanan Islam. </div><div><br /></div><div>Baru dua tahun hijrah, terjadi perang Badar yang sangat fenomenal dan dimenangkan oleh Rasulullah dan para sahabat. Dengan waktu yang relatif singkat, bisa mengalahkan pasukan kafir Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat. </div><div><br /></div><div>Di sinilah urgensinya kekuasaan dalam Islam. Kekuasaan dalam Islam bukan untuk sekedar berkuasa mendapatkan jabatan fasilitas dan status sosial. Namun kekuasaan bagi umat Islam adalah untuk <i>back up</i> dakwah Islam dan memudahkan orang-orang beriman bisa menunaikan ketaatan beribadah dan bermuamalah dalam kehidupan sehari-hari. </div><div><br /></div><div><b>Hijrah Tempat Masih Boleh</b></div><div><br /></div><div>Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hijrah setelah Fathu Makkah, tetapi (yang ada adalah) jihad dan niat. Maka, apabila kalian diperintahkan jihad, maka berangkatlah.” (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim). </div><div><br /></div><div>Artinya, hal ini menunjukkan bahwa, dari saat hari fathul (pembebasan) Kota Mekah sampai hari ini, tidak ada hijrah dalam arti perpindahan tempat secara fisik. Kecuali jika kondisi umat Islam di daerah tertentu mengalami hal sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah dan para sahabat saat di Makkah.</div><div><br /></div><div>Contoh era sekarang adalah saudara-saudara Muslim di Uighur dan Rohingya. Uighur adalah sebuah kelompok etnis asal Turki yang mendiami wilayah Asia Timur dan Tengah. Di wilayah ini tinggal sekitar 11 juta etnis Uighur, etnis minoritas Cina yang mendominasi Xinjiang. Mereka mengalami penindasan yang luar biasa. </div><div><br /></div><div>Saudara-saudara Muslim di sana tidak bisa melaksanakan ibadah sama sekali. Jika ketahuan berjenggot, pakai jilbab atau simbol-simbol Muslim maka langsung dipenjara. Bulan Ramadhan, semua Muslim dipaksa makan siang sehingga tidak ada yang bisa menjalankan puasa Ramadhan.</div><div><br /></div><div>Etnis Muslim di Myanmar, khususnya etnis Rohingya, mengalami banyak tekanan dan diskriminasi dari pemerintah Myanmar. Mereka sering kali dianggap sebagai pendatang ilegal dan tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. Pemerintah Myanmar juga telah melakukan kekerasan terhadap etnis Rohingya yang menyebabkan banyak orang menjadi pengungsi. </div><div><br /></div><div>Kedua saudara kita di Uighur dan Rohingya dengan kondisi seperti itu mau tidak mau harus hijrah karena tidak ada back up kekuasaan dan tidak bisa melakukan perlawanan. Dunia internasional juka bungkam dengan penindasan yang jelas-jelas melanggar hak azazi manusia.</div><div><br /></div><div><b>Pemilu 2024</b></div><div><br /></div><div>Sebentar lagi, bangsa Indonesia akan melaksanakan perhelatan besar yaitu Pemilu. Hajatan lima tahunan untuk memilih presiden dan wakil pesiden serta wakil-wakil rakyat di DPR tingkat pusat, propinsi dan kabupaten kota. </div><div><br /></div><div>Kondisi NKRI yang mayoritas Muslim relatif memberikan ruang untuk umat Islam bisa menjalankan ibadah dengan baik. Artinya tidak perlu untuk hijrah ke negara lain karena relatif masih kondusif.</div><div><br /></div><div>Meski demikian, dalam beberapa tahun terakhir keperpihakan penguasa terhadap Muslim masih kurang. Contohnya, kriminalisasi ulama marak dilakukan, beberapa ulama juga mengalami pembatasan dakwah dan beberapa kebijakan atau regulasi yang tidak menguntungkan umat Islam. </div><div><br /></div><div>Dalam pemilu 2024 nanti, umat Islam harus cerdas untuk memilih pemimpin yang akan berkuasa dan wakil rakyat yang akan mewakili untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Pilihan cerdas tentu harus memilih calon pemimpin yang track recordnya yang baik dan memberikan jaminan terhadap jalannya dakwah Islam. Partainya juga yang terbukti memberikan dukungan terhadap dakwah Islam.</div><div><br /></div><div>Umat Islam tidak boleh buta politik, golput atau tidak mau tahu tentang politik dengan mengambil langkah pragmatis. Memilih sesuai dengan uang yang diberikan atau asal-asalan karena pengaruh bujukan janji palsu.</div><div><br /></div><div>Satu suara sangat menentukan pemimpin dan wakil rakyat yang akan terpilih. Selisih satu atau dua suara sangat berpengaruh untuk perjalanan dakwah 5 tahun ke depan. Bagi yang selama ini menjadi pemilih pragmatis dalam pemilu 2024 harus hijrah dengan memilih pemimpin dan wakil rakyat yang bisa back up dakwah Islam. ***</div><div><br /></div><div><br /></div><div><i>(Penulis adalah wakil sekjen DPP Hidayatullah)</i></div><div><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com