Selasa, 29 Desember 2020

Jangan Gadaikan Aqidah Demi Persahabatan

Oleh: Kartini ---

Tanggal 31 Desember 2020 sudah semakin dekat. Malam puncak perayaan natal yang ramai di perbincangkan. Istilah ini sudah tidak asing terdengar di telinga karena sudah menjadi kegiatan tetangga rumah yang berbeda agama.

Di hari biasa kami saling menghargai karena tak dapat dipungkiri indonesia merupakan negara yang rukun beragama. Namun, saat beribadah tak bisa dicampuri karena keyakinan yang berbeda tak bisa menyatu walaupun tinggal di satu atap yang sama.

Di hari natal semua orang mengucapkan kata "selamat" hampir di semua kalangan. Seolah itu sudah menjadi hal yang biasa. Padahal jika kita menyelami maknanya kata selamat yang terlontarkan mampu menjadikan kita sebagai kaum mereka, karena kata selamat itu bermakna bahwa kita telah mempercayai tuhan itu mempunyai anak.

Setiap hari kita membaca ayat bahwa Allah itu tidak beranak dan tidak pula diperanakkan namun itu semua dirusak pada saat malam natal.

Betapa mirisnya keimanan yang terpatri dalam diri. Berdalih atas kekerabatan atau persahabatan kita rela menggadaikan aqidah. Naudzubillah..

Dalam hal ini kita juga harus memiliki profesional bersahabat artinya harus bisa menempatkan bagaimana bersikap terhadap seorang sahabat yang berbeda keyakinan.

Menghargai harus tapi jangan sampai menyerupai mereka, karena barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut. ***


(Penulis adalah mahasiwa STID M Natsir)