Sering kali kita terjebak dalam kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Merasa kurang, merasa tidak cukup, bahkan merasa tidak berharga. Padahal, Allah telah menciptakan setiap manusia dengan keunikan dan keistimewaannya masing-masing. Kita tidak perlu menjadi orang lain—yang kita butuhkan hanyalah menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tin: 4)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita sudah diciptakan dengan sebaik-baik bentuk. Tinggal bagaimana kita menjaga hati, memperbaiki akhlak, dan memperkuat amal agar senantiasa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
Menjadi versi terbaik bukan soal meraih pencapaian besar atau pengakuan dunia. Ia dimulai dari hal-hal sederhana: menjadi lebih sabar hari ini, lebih jujur, lebih bersyukur, dan lebih dekat kepada Allah. Perlahan, namun terus melangkah.
Ingatlah, Allah tidak pernah salah memilih pundak. Ujian yang datang dan jalan hidup yang kita jalani bukanlah kebetulan. Semua sudah ditakar sesuai kemampuan kita. Maka, teruslah melangkah dan berusaha. Karena menjadi versi terbaik dari diri sendiri adalah perjalanan seumur hidup—perjalanan yang penuh makna dan keberkahan.
(Penulis adalah mahasiswi STID M. Natsir, Jakarta)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita sudah diciptakan dengan sebaik-baik bentuk. Tinggal bagaimana kita menjaga hati, memperbaiki akhlak, dan memperkuat amal agar senantiasa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
Menjadi versi terbaik bukan soal meraih pencapaian besar atau pengakuan dunia. Ia dimulai dari hal-hal sederhana: menjadi lebih sabar hari ini, lebih jujur, lebih bersyukur, dan lebih dekat kepada Allah. Perlahan, namun terus melangkah.
Ingatlah, Allah tidak pernah salah memilih pundak. Ujian yang datang dan jalan hidup yang kita jalani bukanlah kebetulan. Semua sudah ditakar sesuai kemampuan kita. Maka, teruslah melangkah dan berusaha. Karena menjadi versi terbaik dari diri sendiri adalah perjalanan seumur hidup—perjalanan yang penuh makna dan keberkahan.
(Penulis adalah mahasiswi STID M. Natsir, Jakarta)