Sabtu, 16 Januari 2021

Pesan Untukmu Shalihah

Oleh: Nuning Azmairah ---

Wanita ibarat mutiara, ia tersimpan rapi dengan indah dan apik, tidak sembarang bisa melihat dan menikmati wajah imut atau cantiknya, cukup suami dan keluarga semahrom yang bisa melihat wajahmu, bukan publik. Dirimu begitu mahal dan berharga shalihah.

Intinya saat ini aku sayang pada dirimu shalihah. Sayang dan cinta karena Allah. Kita bersaudara karena Allah, bersama-sama untuk menuju jannah-Nya, meraih ridho-Nya.

Aku tahu shalihah, cantik dan ganteng itu relatif. Jika itu semua Allah anugerahkan kepadamu wajah yang cantik, imut, manis, unyu², semuanya. Maka bersyukurlah kepada Allah Azza wajalla yang telah menciptakan manusia dengan sangat indah dan sempurna di mata makhluk yang lain. Ya, meskipun tidak ada yang sempurna di mata Sang pencipta. Jagalah kecantikan yang kamu miliki itu.

Kamu tahu? Kenapa banyak akhwat di ganggu oleh segelintir orang dan mudah terjebak dengan namanya kemaksiatan?

Jangan salah mereka yang tiba-tiba menghampiri dirimu, menganggu dirimu dengan chat²an di medsos mulai untuk berkenalan basa basi inilah itulah, jika mereka tidak tertarik dan melihat wajahmu di media sosial. Kecuali mereka yang mencintai dan menyayangimu Karena Allah, ia tidak akan melihat dari foto di media sosialmu, melainkan ia akan segera datang kerumahmu dan melihat secara langsung wajahmu.

Jadi sampai kapan shalihah dirimu upload foto, oke jika dirimu belum tahu. Hal itu bisa dimaklumi, tetapi ketika ada seorang sahabat mengingatkanmu kepada kebaikan, ingin membawamu kepada cahaya yang Indah, sudah ditegur dengan nasihat yang indah, sudah tahu semuanya, dirimu hapus fiturnya, hingga sahabatmu berkata "Alhamdulillah"

Keesokan harinya, ntah kapan, dirimu kembali untuk memposting foto cantikmu.
Sampai kapan shalihah wajahmu di lihat dan dinikmati oleh semua orang. Aku tahu wajahmu MasyaAllah begitu indah, cantik, imut, manis dan seperti terlihat bidadari bahkan. Apa dihatimu ada rasa kagum pada dirimu sendiri? Merasa paling cantik?

Naudzubillah mindzalik....

Dirimu begitu berharga shalihah, begitu mahal untuk ditatap sembarang orang.
Jangan sampai dihatimu ada rasa ujub (terlalu bangga) pada dirimu sendiri.

Apa alasan kamu ingin selalu update foto Cantikmu Shalihah? Apa hanya karena ingin dilihat dan dipuji sebagai akhwat yang paling cantik, shalihah, anggun, kalem, manis, unyu-unyu, dan sebagainya. Atau karena hanya mengejar like dari orang banyak?

"Atau ada alasan lagi ingin berdakwah tapi biar captionnya menarik ya harus ada foto diri."

Shalihah... Niat dakwahmu bagus MasyaAllah, tapi kurasa untuk foto dijadikan baground pemandangan alam tidak kalah lebih indah.

Yuk perbaiki dan luruskan lagi niatnya akhwatii. Tanyakan dengan dirimu sendiri.
Apa tujuan diri untuk upload foto? Manfaat atau mudharat yang kamu dapatkan setelah itu? Mana yang lebih banyak di antara keduanya? Jawabannya ada pada dirimu sendiri.

Allah telah menetapkan fitrah wanita dan pria dengan perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku.

Sayangnya hanya sedikit wanita yang menyadarinya. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi putri-putri kecantikan, atau sejenisnya, mereka rela menelanjangi dirinya sekaligus menanggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya. Naudzubillah min dzaliik…

Apakah mereka tidak menyadari, kelak di hari tuanya ketika kecantikan fisik sudah memudar, atau bahkan ketika jasad telah menyatu dengan tanah, apakah yang bisa dibanggakan dari kecantikan itu? Ketika telah berada di alam kubur dan bertemu dengan malaikat yang akan bertanya tentang amal ibadah kita selama di dunia dengan penuh rasa malu karena telah menanggalkan mahkota kemuliaan yang hakiki semasa di dunia.

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

"Nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar Rahman: 13)

Wahai, muslimah. Peliharalah rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita yang mulia dan dimuliakan.

Wahai saudariku muslimah. Kembalilah ke jalan Rabb-mu dengan sepenuh kemuliaan, dengan rasa malu. ***


(Penulis adalah mahasiwa STID M Natsir)