Kamis, 25 Maret 2021

Sedekah Itu Mudah

Oleh: Kartini ---

Teng.. teng.. teng.. teng.. teng... teng... (Bunyi mangkuk yang di pukul sendok). Bunyi yang sudah tak asing di telingaku, karena hampir setiap sore bunyi itu terdengar di area pondok tepatnya di samping kamarku.

Itu adalah suara mangkuk mang Ari, tukang bubur ayam keliling yang biasa mangkal di pondok As-Syifa Cikadu Indah.

Rasanya yang enak, porsinya yang banyak, dan penjualnya yang ramah, membuat bubur mang Ari banyak diburu oleh para santri.

Untuk mendapatkan satu posi bubur ayam, mang Ari hanya memberikan harga sebesar lima ribu rupiah. Harga yang cukup murah dan terjangkau oleh kantong santri.

Padahal bila dihitung-hitung bubur ayam dengan toping yang lengkap dan porsi yang cukup banyak, dijual dengan harga sedemikian murah mang Ari tidak akan meraup keuntungan dari penjualannya.

Namun, mang Ari tidak pernah merasa rugi karena beliau menghitung itu sebagai sedekah kepada para santri yang sedang menuntut ilmu agama.

Baginya harta bukanlah segalanya karena di dalam harta yang kita simpan terdapat hak orang lain yang juga harus kita tunaikan.

"Sedikit keuntungan tak mengapa karena walaupun sedikit tapi insyaa Allah barokah." Ujar mang Ari.

Dari mang Ari kita belajar bahwa harta bukanlah ukuran kebahagiaan seseorang. Dengan harta seseorang akan masuk syurga asal bisa amanah dalam mempergunakan harta kekayaannya.

Bukan seberapa banyak harta yang kita dapat dari hasil usaha kita tapi seberapa banyak kita bisa bershodaqoh dari harta hasil usaha kita.


(Penulis adalah mahasiswa STID M Natsir, Jakarta)