Sabtu, 16 Agustus 2025

Bisikan Malam di Rumah Tanpa Jendela

Penulis: Umi Raudah  |

Di ujung desa, berdiri sebuah rumah tua yang gelap dan suram. Rumah itu dikenal sebagai Rumah Tanpa Jendela, karena semua jendelanya tertutup papan kayu tebal, seolah menyembunyikan sesuatu. Penduduk desa sering mendengar bisikan malam dari rumah itu, bisikan-bisikan pelan seperti desiran angin, namun terdengar seperti kata-kata yang tak dimengerti. Mereka percaya rumah itu berhantu.

Seorang pemuda arsitek bernama Rio, yang baru saja pindah ke desa, tidak percaya pada takhayul. Ia penasaran dengan desain unik rumah itu. Suatu malam, ia memberanikan diri mendekati rumah itu. Bisikan itu memang ada. Rio mencoba mencari sumber suara, mengelilingi rumah, dan akhirnya menemukan sebuah lubang kecil di bagian belakang. Ia mengintip.

Di dalam, tidak ada hantu. Yang ada adalah puluhan sangkar burung kosong yang tergantung di langit-langit, dan di setiap sangkar ada sebuah lubang kecil yang terhubung ke saluran angin. Bisikan itu ternyata adalah suara angin yang melewati saluran-saluran sempit itu, menciptakan suara seperti "bicara" ketika berinteraksi dengan sangkar-sangkar kosong. 

Rumah itu dulunya milik seorang penemu eksentrik yang mencoba menciptakan alat musik dari angin. Jendela-jendela ditutup agar suara angin bisa terkonsentrasi di dalam.

Rio tersenyum. Ia tidak menemukan hantu, melainkan penemuan ilmiah yang unik. Ia kemudian menceritakan kepada penduduk desa apa yang ia temukan. 

Sejak itu, "Rumah Tanpa Jendela" tidak lagi menakutkan, melainkan menjadi simbol kreativitas yang tersembunyi, dan bisikan malamnya kini terdengar seperti melodi angin yang indah. ***