Rabu, 10 Maret 2021

Hadirkan Sikap Husnudzon

OlehAnnisa Nurulia Candra Dewi ---

Berhusnudzon merupakan cara pandang  atau berprasangka baik terhadap sikap seseorang. Sikap husnudzon ini sangat dianjurkan bagi setiap umat muslim. Tidak hanya kepada sesama manusia saja, namun diharuskan juga berprasangka baik terhadap Allah dan diri sendiri. Dengan berhusnudzon, menghindari sikap menghakimi orang lain ketika melakukan suatu kesalahan. 

Namun tidak dapat dipungkiri, bahwasanya kerap kali diri kita diliputi prasangka buruk atau su'udzon, berburuk sangka terhadap diri sendiri maupun orang lain. Hal ini biasanya terjadi secara reflek, misalnya mengeluh dengan keadaan, atau kurang menerima ketetapan Allah. Seseorang yang membiarkan dirinya untuk selalu besu'udzon ia akan selalu diliputi rasa cemas, was-was, penuh kecurigaan terhadap orang lain, dan dapat mengurangi keharmonisan terhadap sesama.

Akan banyak manfaat yang didapatkan ketika kita senantiasa ber husnudzon, salah satunya akan mendatangkan ketentraman pada hati. Perlu difahami, bukan berarti ketika kita sudah berhusnudzon, kita tidak melakukan kehati - hatian. Kita tetap dianjurkan untuk menghadirkan sifat kehati - hatian pada diri kita. Contohnya ketika mendapatkan kejanggalan, lebih baik untuk bertabayyun, mencari kebenaran.

Berhusnudzon sendiri dibagi menjadi tiga bagian, berhusnudzon terhadap diri sendiri, berhusnudzon terhadap orang lain bisa tetangga, keluarga, teman, dan tingkatan berhusnudzon paling tinggi ialah bergusnudzon terhadap Allah  Subhanahu wa ta'ala. 

Firman Allah dalam Surat Al -Hujurat ayat 12 yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada sebagian kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat Lagi Maha Penyayang." 

Sehingga, walaupun diri kita kerapkali su'udzon, hendaknya kita selalu memperbaikinya agar kita bisa terhindar dari sikap su'udzon. Namun demikian, walaupun kita berhusnudzon, bukan berarti mengurangi tingkat kewaspadaan diri kita terhadap sesuatu. ***


(Penulis adalah mahasiswa STID M Natsir)