Islam menganjurkan umatnya untuk senantiasa menyibukkan diri dalam mengejar akhirat terlebih dahulu, baru kemudian dunia. Namun, realitanya banyak manusia justru lebih memprioritaskan urusan dunia dibandingkan akhirat.
![]() |
Ilustrasi: Sebuah masjid di sebelah selatan Propinsi Bengkulu. |
Para sahabat pernah berkata kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, api di dunia ini saja sudah cukup membakar tubuh manusia yang bermaksiat hingga hangus.”
Allah Ta'ala berfirman dalam Surah As-Sajdah ayat 16 dan 17 mengenai ciri-ciri orang yang tamak terhadap surga:
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ ٱلْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, dan mereka selalu berdoa kepada Rabb mereka dengan rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."
Ayat ini menjelaskan bahwa lambung mereka jauh dari tempat tidur. Artinya, mereka menyibukkan diri dengan bermunajat kepada Allah Ta'ala, tanpa diketahui oleh siapa pun. Wanita-wanita salihah terdahulu selalu memprioritaskan akhirat, sehingga mereka mendapat gelar sebagai wanita-wanita malam—yakni mereka adalah para ahlul qiyamul lail, yang bangun malam untuk beribadah ketika orang-orang lain masih terlelap. Mereka senantiasa berharap dan berambisi meraih surga.
Namun, betapa banyak wanita zaman sekarang yang tidak sempat melaksanakan shalat karena terlalu sibuk dengan urusan dunia. Boleh saja kita mengurus dunia, tetapi jangan sampai melupakan akhirat.
Allah Ta'ala berfirman, "Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia." (QS. Al-Qasas: 77)
Dalam hal ini, dunia adalah tempat bagi kita untuk melaksanakan amalan-amalan yang akan mengantarkan kepada kehidupan akhirat yang baik.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. ***
(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)
Ayat ini menjelaskan bahwa lambung mereka jauh dari tempat tidur. Artinya, mereka menyibukkan diri dengan bermunajat kepada Allah Ta'ala, tanpa diketahui oleh siapa pun. Wanita-wanita salihah terdahulu selalu memprioritaskan akhirat, sehingga mereka mendapat gelar sebagai wanita-wanita malam—yakni mereka adalah para ahlul qiyamul lail, yang bangun malam untuk beribadah ketika orang-orang lain masih terlelap. Mereka senantiasa berharap dan berambisi meraih surga.
Namun, betapa banyak wanita zaman sekarang yang tidak sempat melaksanakan shalat karena terlalu sibuk dengan urusan dunia. Boleh saja kita mengurus dunia, tetapi jangan sampai melupakan akhirat.
Allah Ta'ala berfirman, "Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia." (QS. Al-Qasas: 77)
Dalam hal ini, dunia adalah tempat bagi kita untuk melaksanakan amalan-amalan yang akan mengantarkan kepada kehidupan akhirat yang baik.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. ***
(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)