Penulis: Nesi Hartati |
Sering kita mendengar orang mengatakan bahwa manusia tidak akan luput dari kesalahan dan dosa. Ya, kalimat itu tidak salah.
Menyesal lalu bertaubat (foto ilustrasi: Pixabay) |
Rasulullah s.a.w. menjelaskan dalam hadits, "Setiap anak Adam pernah berbuat salah, dan sebaik-baik mereka yang berbuat salah adalah yang bertaubat dari kesalahannya," (Riwayat Tirmidzi no. 2499, Hasan).
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa pada dasarnya manusia ialah makhluk tempatnya salah. Manusia sering kali terjerumus dalam dosa. Namun, sebaik-baik manusia ialah yang bertaubat setelah melakukan kesalahan.
Sebagai seorang hamba yang taat, kita harus meyakini bahwa Allah Ta'ala mempunyai sifat Maha Pengampun. Sebesar apapun dosa seseorang, selama belum masa ajal mendatanginya, maka Allah Ta'ala akan mengampuni dosa-dosanya.
Akan tetapi, jika manusia sudah berada di alam kubur, semua kesahan yang pernah ia perbuat di dunia hanya bisa disesali, tak bisa dihapus lagi.
Dalam hadits yang lain dikatakan juga bahwa Allah Ta'ala akan mengampuni dosa seseorang dalam tiga keadaan. Yaitu, keadaan ia lupa, keliru, dan terpaksa.
Dari Ibnu Abbas r.a, Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Allah akan mengampuni (beberapa kesalahan) umatku dikarenakan ia keliru, lupa, dan karena dipaksa," (Riwayat Ibnu Majah, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi).
Hadits di atas jelas menunjukan bahwa sifat kasih sayang Allah Ta'ala kepada hamba-Nya sangat luas. Meskipun dalam keadaan berbuat dosa pun, Allah Ta'ala secara otomatis akan mengampuni hamba-Nya asalkan kesalahan itu dilakukan dalam keadaan lupa, keliru, dan terpaksa.
Semoga Allah Ta'ala memberikan hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua. Aamiin
(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)