Kamis, 16 Mei 2024

Potret Remaja Kota dan Desa dalam Pendidikan

PenulisHayu Nawi Astuti |

Masa remaja merupakan salah satu tingkatan perubahan seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa. Menurut para ahli psikologi perkembangan, remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju kedewasaan. Di dalamnya terjadi perubahan fisik, emosional, sosial, dan kognitif yang signifikan. 
Ilustrasi para remaja (foto: Pixabay)

Remaja juga mengalami fase perkembangan yang harus dihadapi dan diselesaikan dengan apik. Dalam proses pertumbuhan, beberapa faktor yang tidak dapat dipisahkan, seperti faktor lingkungan tempat remaja tumbuh dan berkembang. Hal tersebut memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Faktor-faktor seperti nutrisi, kualitas makanan, akses ke fasilitas kesehatan, pola tidur, dan paparan zat-zat berbahaya juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan remaja.

Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan, sehingga sebuah kebiasaan dapat berubah dengan sendirinya disebabkan oleh lingkungan itu sendiri.

Bagaimana dengan pendidikan remaja di Indonesia, yang memiliki tempat tinggal yang berbeda, yakni di kota dan juga di desa? Seperti yang kita lihat saat ini, khususnya di  desa yang jauh dari pantauan pemerintah, fasilitas layanan pendidikannya masih sangat terbatas, tidak memadai, bahkan belum ada sama sekali. Di sisi lain remaja yang tinggal di daerah perkotaan dilengkapi dengan akses internet dan fasilitas layanan pendidikan yang lebih maju.

Namun, remaja di perkotaan juga mempunyai tantangan yang berbeda, yaitu; sulit mengendalikan informasi yang terlalu banyak, menyalahartikan informasi yang keliru mengenai pendidikan, dan sebagainya. Pada akhirnya mereka mudah sekali terpengaruh oleh berita atau informasi terbaru tanpa memastikannya dengan jeli terlebih dahulu. Dengan kata lain, di antara keduanya terdapat perbedaan tingkat kesulitan yang dialami oleh para remaja, baik di perkotaan maupun di desa.

Di desa, akses ke fasilitas pendidikan yang memadai dapat dibilang masih terbatas. Di beberapa daerah, remaja di desa masih menghadapi kesulitan dalam mengakses sekolah, perpustakaan, atau fasilitas pendidikan lainnya. Sedangkan di perkotaan, meskipun fasilitas pendidikan lebih mudah diakses, persaingan dan tekanan akademik relatif tinggi.

Dalam mengatasi perbedaan ini, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang ada. Upaya untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap pendidikan yang berkualitas, pelatihan guru yang baik, pengembangan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan remaja di desa, dan pengurangan kesenjangan pendidikan antara kota dan desa, dapat menjadi langkah-langkah penting dalam memastikan perkembangan pendidikan yang merata bagi remaja di seluruh wilayah.

Dengan demikian, kita memiliki kesempatan dan peluang untuk mewujudkan generasi bangsa yang lebih berkualitas dan tidak tertinggal, sehingga tidak menutup kemungkinan kita dapat mewujudkan apa yang dinamakan Indonesia emas. ***

(Penulis adalah mahasiswa STID M Natsir, Jakarta)