Rabu, 22 Februari 2023

Ini Hal Penting yang Sering Dilupakan Orang Tua

Penulis: Firda Amalia Sholihat |

Anak akan belajar menilai dirinya sendiri dan orang lain, terutama ayah dan ibunya. Mereka yakin sesuatu itu berwarna merah jika orang lain terus-menerus mengatakan bahwa itu memang merah. Setiap anak akan menilai keadaan dirinya sesuai dengan cara pandang orang tua terhadap dirinya.

Anak akan menjadikan dirinya seperti apa yang sering diungkap orang tuanya.

Jika pribadinya sering dicerca hal yang buruk, seperti bodoh, malas, pencuri, bandel, dan yang lainnya, maka akan terbentuk keyakinan dalam diri anak bahwa seperti itulah dirinya. Bahkan, mereka akan merasa wajar berbuat nakal. Toh ibu dan ayahnya juga menjuluki dirinya seperti itu.

Jika ini terus terjadi, anak akan sampai pada tahap selalu berperilaku buruk sesuai dengan anggapan orang lain terhadapnya. Ia akan merasa tidak pantas jika harus berbuat baik karena itu akan menyalahi keyakinannya sebagai anak nakal. 

Pada tahap ini, perilaku anak akan membuat orang dewasa heran karena sudah tidak mempan lagi dengan nasehat dan motivasi untuk berbuat baik. Satu-satunya jalan yang masih bisa dilakukan adalah mengubah cara pandang anak terhadap dirinya. Meskipun itu sulit, tetapi masih bisa diupayakan.

Ketika marah, orang tua jangan sampai mengeluarkan kata-kata yang akan menjatuhkan citra baiknya. Ketika anak tidak mengerjakan pekerjaan rumah, jangan memanggilnya dengan sebutan "pemalas", "bodoh", dan "bandel". Kata-kata tersebut merupakan citra diri yang buruk. Jika sering mereka dengar maka mereka akan membenarkan bahwa dirinya memang "pemalas", "bodoh",  dan "bandel".

Pada awalnya, mereka akan malu dengan sebutan tersebut. Namun, pada tahapan tertentu, mereka akan menjadi bangga disebut "pemalas", "bodoh", dan "bandel". Mereka akan berusaha membenarkan prasangka orang lain terhadap dirinya dengan perilaku buruk. Tingkahnya akan menjadi seperti prasangka orang lain kepada dirinya. Bahkan, dalam kasus yang berat, anak tersebut tidak suka jika dipuji sebagai anak baik.

Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk tidak mempunyai prasangka buruk kepada anak mereka. Sebab, mereka bisa membaca prasangka itu dari kata-kata yang terucap atau mimik wajah. Yang lebih parah, mereka menjadikan citra diri sesuai dengan julukan buruk yang diberikan orang tua. ***

(Penulis adalah mahasaiswi STID M Natsir, Jakarta)