Penulis: Suci Indah Sari |
Azan Subuh mulai berkumandang, menggerakkan hati para santri untuk bersiap-siap menuju masjid. Setelah shalat subuh para santri termasuk si fulan --kita sebut saja namanya Mustofa-- duduk bersila memegang mushaf kecil berwarna biru. Suara bacaannya terdengar merdu penuh kekhusyukan.
Sejak duduk di bangku kuliah Mustofa bercita-cita menjadi seorang hafidz. Baginya, menghafal al-Qur'an adalah sebuah kehormatan dan bentuk cinta kepada Allah. Ia selalu teringat hadis Nabi, "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya." Kata-kata itu menjadi bahan bakar semangatnya.
Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Rasa lelah, hafalan yang sering hilang, hingga rasa ingin menyerah pernah mengunjunginya. Namun ia selalu berdoa kepada Allah agar dimudahkan dan diistiqomahkan dalam menghafal al-Qur'an.
Selain itu Mustofa juga selalu mendapat motivasi dari ustadznya. Ia selalu diingatkan bahwa "Para penghafal al-Qur'an adalah keluarga Allah di bumi. Mereka akan mendapat mahkota kemuliaan di akhirat, dan kedua orang tuanya akan diberi pakaian kehormatan karena anaknya menjaga ayat-ayat-Nya"
Kalimat itu menembus hati Mustofa dan para santri lainnya. Sejak saat itu, ia menguatkan tekad. Setiap hari Mustofa selalu bersemangat untuk menyelesaikan hafalan. Tak jarang ia berpuasa sunnah untuk menjaga hatinya tetap bersih.
Hari demi hari berlalu. Pada suatu hari setoran ziayadah terakhir Mustofa pun tiba. Alunan suaranya sempurna membaca surat Al-Jasiyah. Suasana penuh haru menyelimuti ibu kandung Mustofa dan para santri lainnya. Mustofa berhasil menjadi hafidz 30 juz pada usia 25 tahun. Berita berhasilnya Mustofa menyelesaikan hafalan 30 Juz tidak hanya menjadi kabar gembira bagi ibu dan keluarga namun juga kabar gembira bagi semua orang yang mengenalnya.
Pada hari itu Mustofa sangat bersyukur. "Ini semua bukan karena aku hebat tapi karena pertolongan Allah dan do'a dari Ibu keluarga, teman serta dukungan dari semua pihak yg terlibat dalam mensukseskan kegiatan pondok pesantren" Ujar Mustofa. Semoga aku bisa menjaga ayat ini dalam hati, lisan, dan perbuatan."
Penghafal Al-Qur'an adalah pelita di dunia dan akhirat. Mereka bukan hanya penjaga ayat, tapi juga dijaga oleh Allah dalam setiap langkahnya. ***