Sabtu, 16 Agustus 2025

Rahasia Laut Saat Sore Surut

Penulis: Wasilah Mulyaningrum |

Setiap sore, ketika matahari mulai condong ke barat dan langit berubah jingga keemasan, laut mulai surut perlahan. Pasir-pasir yang tadinya tertutup air pun mulai tampak, menyisakan cekungan-cekungan kecil berisi air bening, seperti cermin yang menyimpan kehidupan tersembunyi.

Waktu itulah yang ditunggu-tunggu oleh warga kampung pesisir. Tiba-tiba pantai yang tadinya sepi berubah jadi ramai. Suara sendal jepit yang diseret di pasir, tawa anak-anak, dan sapaan para ibu menjadi musik sore hari.

Dengan ember di tangan dan celana digulung sampai lutut, mereka menyusuri pantai yang terbuka lebar. Surutnya air seperti membuka pintu rezeki. Kerang-kerang kecil kepiting yang bersembunyi dibalik batu, sampai bintang laut yang cantik, semuanya muncul seolah ingin bertemu manusia.

Anak-anak berlari mengejar belut, kadang jatuh, kadang tertawa sampai terguling. Para orangtua mengajari cara menggali kerang atau membaca jejak-jejak makhluk laut di pasir basah. Tak terasa sore semakin larut, dan langit mulai berubah warna. Menjelang maghrib, laut mulai pasang kembali. Air pelan-pelan naik, menyapu jejak kaki, menutup kerang, dan mengembalikan segala rahasia laut ke tempatnya. Warga pun mulai berkemas, membersihkan kaki yang belepotan lumpur, dan saling menyapa.:

"Besok sore kita cari lagi ya..."

Sebelum pulang, beberapa anak duduk menghadap laut, menyaksikan ombak perlahan datang. Dalam diam, mereka tau, laut bukan sekedar tempat bermain atau mencari makan. Laut adalah sahabat yang memberi dan menyimpan pelajaran tentang kehidupan.

Ketika laut surut di sore hari, ia memberi kesempatan bagi manusia untuk merasakan keajaiban dan rezeki. Dan saat ia pasang menjelang maghrib, ia mengingatkan bahwa semua hal dalam hidup ada waktunya, ada saat memberi, dan ada saat kembali diam. ***

(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)