Senin, 13 September 2021

Di Balik Siapa Sebenarnya yang Teroris

OlehYulia Ningsih |

"Islam bukan teroris, teroris bukan Islam," tegas Bripda Bagas Maulana Sakti pada unggahan chanel youtube milik Dwi Prasetyo. Dengan tegas Bripda Bagas selaku abdi negara menjawab tuduhan-tuduhan bahwa teoris bukanlah ajaran Islam, pernyataan tersebut dipertegas kembali oleh pihak pimpinan kepolisian republik Indonesia, bahwa terorisme tidak dapat dikaitkan dengan agama apapun.

Bukan tanpa sebab, pembahasan terorisme kembali hangat diperbincangkan setelah terjadi beberapa kasus terkait dengan terorisme yang terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia.

Mengenai apa dan siapa yang teroris, dalam video singkatnya Bripda Bagas menegeskan kembali bahwa ciri-ciri fisik seperti yang bercadar dan bercelana cingkrang tidak dapat menjadi patokan bahwa orang tersebut adalah seorang teroris. Teroris adalah mereka yang memiliki pemahaman menyimpang, menentang dari negara kesatuan republik Indonesia, mengangkat senjata terhadap golongan yang tidak sepemahaman.

Mengatas namakan agama Islam sebagai otak dari kekerasan bukanlah dasar. Sebab Islam sendiri menjunjung toleransi, mengajarkan kemuliaan dalam bermuamalah antar umat manusia. Rahmatan lil'alamin disematkan kepada agama Islam. 

Tudingan-tudingan terhadap Islam sebagai agama yang keras tersebut rasanya tidak tepat. Tuduhan-tuduhan yang muncul dan dilontarkan oleh pihak tak bertanggung jawab menjadikan dampak negatif terkhusus bagi umat Islam sendiri yang terkesan anti terhadap budaya islam yang diyakini menyerupai mereka para Pelaku teroris.

Menjadi agama mayoritas tidak lantas membuat agama Islam jauh dari problematika. Kekuatan umat harus terus dibangun dan di perkokoh. ***

(Penulis adalah Mahasiswi STID Mohammad Natsir Jakarta, Semester VI KPI)