Senin, 13 September 2021

Dear Muslimah, Jaga Lisanmu dari Perkataan Sia-Sia

Oleh: Eva Yulia |

Allah ﷻ berfirman dalam QS al-Ahzab ayat 70 dan 71, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa lisan adalah salah satu nikmat Allah yang sangat agung. Karena melalui lisan juga lah akan terungkap jelas keimanan dan kekafiran seseorang hamba dan keduanya (keimanan dan kekafiran) merupakan puncak ketaatan dan kemaksiatan. Orang yang membiarkan dan mengumbar lisannya tanpa kendali, adalah orang yang dituntun setan menuju jurang kemaksiatan.

Nabi ﷺ sangat mengkhawatirkan kita akan bahaya dari lisan ini. Tirmidzi meriwayatkan hadits Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi, ia berkata, "Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, sampaikan sesuatu hal padaku untuk aku jadikan pedoman. 'Rasul bersabda, 'ucapkan, 'Rabbku Allah, 'kemudian beristiqomahlah.' Aku bertanya, 'wahai rasulullah apa yang apa yang paling engkau khawatirkan terhadapku? Rasulullah memegang lidah, beliau kemudian menjawab, 'ini'."

Dari hadits tersebut, sudah sangat jelas akan bahaya lisan ini. Kalau bukan kita sendiri yang mengontrol lisan kita dalam berkata-kata, maka mau siapa lagi? Lisan ini bisa membawa pemilik nya kepada kebaikan dengan menyampaikan yang haq, namun tidak menutup kemungkinan lisan ini juga dapat menjerumuskan pemiliknya pada perbuatan dosa dan kemaksiatan.

Oleh karenanya ada beberapa hal penting yang perlu kita perhatikan dalam menjaga lisan:
1. Hendaknya pembicaraan kita selalu diarahkan pada kebaikan. (Qs. An-Nisa: 114)
2. Tidak membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagi kita maupun bagi orang lain yang mendengarkannya.
3. Tidak membicarakan semua yang kita dengar.
4. Menghindari perdebatan dan bantah-bantahan, sekalipun kita berada di pihak yang benar juga menjauhi perkataan dusta sekalipun itu bercanda.
5. Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.

Sebagai seorang muslimah, hendaklah kita bijak dalam menggunakan lisan kita. Hendaklah kita jadikan lisan kita, sebagai salah satu washilah yang akan membawa kita kepada syurganya Allah.

Wallahu'alam

(Penulis adalah mahasiwa STID M Natsir, Jakarta)