Senin, 28 Februari 2022

Bahaya Mengintai di Balik Pujian

Oleh: Safira Hayuni

Pujian adalah kalimat penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas perbuatannya yang dianggap baik atau mengagumkan. Pujian bisa ditujukan kepada fisiknya maupun perbuatannya. 

Pujian memang sangat menyenangkan hati. Namun, banyak orang yang terbuai dan terlena akan pujian. Pujian dapat menumbuhkan sifat besar kepala atau berbangga diri dan selalu puas dengan apa yang telah dilakukan. Bahkan, akibat dipuji, seseorang bisa menjadi takut melakukan kesalahan yang dapat menghilangkan citra baik pada dirinya. 

Pujian seperti inilah yang sangat berbahaya. Dalam sebuah kisah dikatakan bahwa ada seorang pria berdiri memuji salah seorang gubernur. Lalu Ibnul Aswad menyiramkan pasir ke wajahnya seraya berkata, "Kami diperintahkan oleh Rasulallah untuk menyiramkan pasir ke wajah orang-orang yang memuji," (Riwayat Muskim).

Seorang ulama juga mengatakan, "Barangsiapa begitu girang dengan pujian manusia maka setan akan masuk ke dalam hatinya." 


Dalil di atas menyiratkan betapa bahayanya pujian. Selain menumbuhkan sifat sombong, pujian juga dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama penyakit ain, yakni penyakit yang ditimbulkan dari pandangan mata yang menghasilkan pujian-pujian yang tidak menyertakan nama Allah Ta'ala atas kekagumannya. 

Lantas, apakah pujian tidak dibolehkan? Tentu ada pujian yang dibolehkan. Yakni, pujian yang tidak menimbulkan fitnah (sombong). Hanya saja, karena kita tidak tahu seperti apa isi hati manusia, maka hendaknya kita menghindarkan diri memuji orang lain secara berlebihan karena khawatir ia akan begitu girang dan berkuranglah kadar keikhlasannya dalam beramal. 

Rasulullah SAW mengajarkan agar kita membaca doa berikut ini ketika seseorang memberikan pujian kepada kita: 

Allahumma laa tuakhidzni bi maa yaquuluuna, waghfirlii maa laa ya’lamuuna, waj’alnii khairan mimmaa yadhunnuuna.

"Ya Allah semoga engkau tidak menghukumku karena apa yang mereka katakan, ampunilah aku atas apa yang mereka tidak ketahui, dan jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka perkirakan." (Riwayat Bukhari) 

Semoga kita semua senantiasa terhindar dari kesombongan karena pujian. Wallahu a'lam. ***


(Penulis adalag mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)