Oleh: Eva Yulia ---
Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda:
فإنّ الصّدق يهدي إلى البرّ، وإنّ البرّ يهدي إلى الجنّة
"Sesungguhnya kejujuran itu akan mengantarkan kepada kebajikan, dan kebajikan itu akan mengantarkan ke surga. " (Muttafaq 'Alaih)
Sesungguhnya Allah telah membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu orang-orang yang bahagian dan orang-orang yang merana. Allah menjadikan orang-orang yang bahagia sebagai ahli kejujuran dan diakui sebagai orang jujur. Adapun orang-orang yang merana adalah mereka yang berbogong dan berdusta.
Allah telah ridha kepada mereka karena kejujuran dalam bermuamalah diberinya pahala yang besar dan mereka beruntung. Dikutip dari buku "Berani Jujur Kunci Hidup Mujur" karangan Abdul Qadir Abu Thalib dan Abdullah Bin Jarullah Alu Jarullah.
Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan jiwa, dan jiwa akan merasakan kebahagiaan manakala ia memeperoleh ketenangan, dan ketenangan akan dirasakan, manakala seseorang melakukan kebajikan. Sedangkan jujur adalah cermin dari suatu kebajikan.
Dalam kitab Al-Arba'in, Imam Nawawi mencantumkan sebuah hadits yang berbunyi, "Kebajikan itu apa saja yang jiwa merasa tenang olehnya, dan hati merasa tentram kepadanya... " (Hr. Ahmad). ***
(Penulis adalah mahasiswa STID M Natsir)
Sesungguhnya Allah telah membagi manusia menjadi dua bagian, yaitu orang-orang yang bahagian dan orang-orang yang merana. Allah menjadikan orang-orang yang bahagia sebagai ahli kejujuran dan diakui sebagai orang jujur. Adapun orang-orang yang merana adalah mereka yang berbogong dan berdusta.
Allah telah ridha kepada mereka karena kejujuran dalam bermuamalah diberinya pahala yang besar dan mereka beruntung. Dikutip dari buku "Berani Jujur Kunci Hidup Mujur" karangan Abdul Qadir Abu Thalib dan Abdullah Bin Jarullah Alu Jarullah.
Kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan jiwa, dan jiwa akan merasakan kebahagiaan manakala ia memeperoleh ketenangan, dan ketenangan akan dirasakan, manakala seseorang melakukan kebajikan. Sedangkan jujur adalah cermin dari suatu kebajikan.
Dalam kitab Al-Arba'in, Imam Nawawi mencantumkan sebuah hadits yang berbunyi, "Kebajikan itu apa saja yang jiwa merasa tenang olehnya, dan hati merasa tentram kepadanya... " (Hr. Ahmad). ***
(Penulis adalah mahasiswa STID M Natsir)