Sekitar tiga tahun lalu, pernah sekali saya mengunjungi negri jiran Malaysia bersama guru dan teman-teman satu angkatan. Sebagian dari kami ditugaskan untuk mewawancarai seorang pedagang asal Indonesia yang berjualan di pasar, dan sebagiannya lagi ditugaskan untuk berpresentasi di kampus. Saya dapat bagian yang mewawancarai pedagang.
Waktu itu, saat sore hari disana, kami pergi ke Pasar Chow Kit, salah satu pasar terkenal disana yang banyak pedagang asal Indonesia. Disana kami menyebar untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Setelah lama mencari, bertemulah saya dengan pedagang Indonesia. Disitulah saya mulai mewawancarainya.
“Permisi pak, boleh saya wawancari bapak?” tanya saya, “ya, silahkan” sambil tersenyum kecil dari jawabannya itu. Diantara pedagang-pedagang yang saya hampiri, hanya beliau yang mau untuk diwawancarakan.
Namanya adalah bapak Joko, pedagang Indonesia asal Jawa Tengah. Disana, beliau sudah hampir tiga tahun berjualan di negri ini. Pedagang asal Jawa Tengah ini, telah menikah dan mempunyai dua orang anak. Setiap akhir tahun, beliau akan menyempatkan untuk balik ke Indonseia, menjumpai istri dan anak-anaknya.
Awalnya, beliau hanya diajak oleh kawan-kawannya untuk dagang di sana, dan akhirnya beliau betah dan melanjutkan untuk berdagang disana. Bapak ini menjual macam-macam buah-buahan. Seperti salak, duku, buah naga, jeruk, dll. Penghasilan beliau dari jualannya pun tidak begitu banyak. Tidak jauh beda dengan berjualan di Indonesia, ucap beliau. Tapi setidaknya, beliau masih bisa menghidupi keluarganya dari hasil berjualan di negri ini.
Tidak terlalu lama saya mewawancarainya, dan akhinya saya pamit pulang, agar tidak terlalu sore saat balik ke penginapan. “terimakasih pak, atas jawabannya” kata saya, “iyaa, sama-sama” jawab beliau. Saya pun Kembali ke penginapan sambil membawa tugas yang sudah di selesaikan. ***
“Permisi pak, boleh saya wawancari bapak?” tanya saya, “ya, silahkan” sambil tersenyum kecil dari jawabannya itu. Diantara pedagang-pedagang yang saya hampiri, hanya beliau yang mau untuk diwawancarakan.
Namanya adalah bapak Joko, pedagang Indonesia asal Jawa Tengah. Disana, beliau sudah hampir tiga tahun berjualan di negri ini. Pedagang asal Jawa Tengah ini, telah menikah dan mempunyai dua orang anak. Setiap akhir tahun, beliau akan menyempatkan untuk balik ke Indonseia, menjumpai istri dan anak-anaknya.
Awalnya, beliau hanya diajak oleh kawan-kawannya untuk dagang di sana, dan akhirnya beliau betah dan melanjutkan untuk berdagang disana. Bapak ini menjual macam-macam buah-buahan. Seperti salak, duku, buah naga, jeruk, dll. Penghasilan beliau dari jualannya pun tidak begitu banyak. Tidak jauh beda dengan berjualan di Indonesia, ucap beliau. Tapi setidaknya, beliau masih bisa menghidupi keluarganya dari hasil berjualan di negri ini.
Tidak terlalu lama saya mewawancarainya, dan akhinya saya pamit pulang, agar tidak terlalu sore saat balik ke penginapan. “terimakasih pak, atas jawabannya” kata saya, “iyaa, sama-sama” jawab beliau. Saya pun Kembali ke penginapan sambil membawa tugas yang sudah di selesaikan. ***
(Penulis adalah mahasiswa kelas jurnalis pada STID M Natsir)