Kamis, 29 Juli 2021

Dunia di Tanganku Akhirat di Hatiku

Oleh: Eka Santi |

Orang yang cerdas adalah orang yang tidak tertipu dengan gemerlapnya dunia, dan dia menyibukkan diri untuk mengumpulkan bekal setelah kematiannya, guna meraih kebahagian sesungguhnya yaitu SURGA.

Berkata Ali bin Abi Thalib:

ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتِ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابَ وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ

"Dunia akan meninggalkan kita dan akhirat akan menghampiri kita. Masing-masing memiliki anak-anak. Jadilah kalian anak-anak akhirat, jangan menjadi anak-anak dunia. Hari ini di dunia hanya ada amal tanpa hisab tetapi esok di akhirat kelak yang ada adalah hisab tanpa amal." (HR. Bukhori).

Kalimat mutiara yang sangat menyentuh dari sahabat Ali bin Abi Thalib ini mengingatkan kita agar menjadi hamba yang cerdas dalam menyikapi panggung dunia dan fokus untuk meraih surga.

Dunia adalah hina dan fana. Tidak sepantasnya seorang mukmin tertipu olehnya. Mengejar dunia tidak ada garis finisnya. 

Jadikan dunia hanya di tangan saja, dan akhirat di hati kita. ***


(Penulis adalah mahasiswa STID M Natsir, Jakarta)