Oleh: Siti Marwah Sya'baniyah |
Dear, jadilah orang baik dalam pandangan Allah. Karena tidak ada pandangan yang paling sempurna dalam menilai seseorang, kecuali hanya penilaian Allah 'Azza wa Jalla. Baik dalam pandangan manusia, belum tentu baik dalam pandangan Allah. Karena baik menurut orang itu bisa relatif, sedangkan baik menurut Allah pasti baik yang sejati.
Sesungguhnya Allah mengetahui bahwa kebaikan seseorang tidak hanya secara lahiriyah saja. Ketika seseorang bertutur kata baik, maka Allah mengetahui niat yang ada di dalam hatinya, apakah baik ataukah tidak. Ketika seseorang berbuat baik, maka sesungguhnya Allah mengetahui apa maksud yang ada di baliknya.
Perkataan atau perbuatan yang dianggap baik oleh mata manusia, belum tentu baik menurut Allah. Karena manusia hanya melihat yang tersurat, tak bisa betul-betul melihat yang tersirat.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa sallam pernah menyampaikan kisah tiga orang yang mati dengan membawa amal perbuatan yang menurut mereka adalah kebaikan.
Pertama, orang yang gugur di medan jihad. Kedua, seorang pembaca dan penghapal Al Quran. Ketiga, orang yang gemar bersedekah.
Ketiga orang ini mengira bahwa amal perbuatannya adalah kebaikan. Namun, rupanya tidak demikian, karena Allah mengetahui isi hati mereka. Yang gugur di medan perang adalah karena ingin dipandang oleh orang lain sebagai pemberani dan pahlawan. Yang pandai membaca Al Quran adalah karena ingin dikagumi orang. Dan yang gemar bersedekah adalah karena ingin dipandang sebagai dermawan. Akhirnya, semua amal perbuatan mereka pun sia-sia di hadapan pengadilan Allah Swt. karena Allah Maha Mengetahui niat di dalam hati mereka.
Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. (QS. Faathir [35] : 38).
So, oleh karena, marilah kita senantiasa memeriksa ke dalam hati kita, memeriksa niat kita setiap kali berbuat kebaikan. Jagalah niat kita hanya karena mengharap ridho dan penilaian Allah Azza WA Jalla. Kalaupun perbuatan kita itu diketahui oleh orang lain, maka niatkanlah itu sebagai syiar agar semakin menular kebaikan itu.
Semoga Allah Subhana Wa Ta'ala senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk istiqomah dalam kebaikan. ***
(Penulis adalah mahasiswa STID M Natsir, Jakarta)