Kamis, 16 Juni 2022

Inilah Keistimewaan Anas bin Malik

Penulis: Agesti Ita Purnamasari |

Tahukah Anda siapa Anas Bin Malik Radiyallahu'Anhu? Ya, beliau adalah pembantu setia sekaligus sahabat dekat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam (SAW).


Anas termasuk satu dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi SAW dan beliau sahabat paling terakhir wafat.  Beliau meninggal di Basrah saar berumur lebih dari seratus tahun.

Anas diibaratkan seperti sebuah perguruan tinggi bagi kaum Muslim di zamannya. Beliau banyak sekali meluluskan ulama hebat. Mereka adalah Hasan al-Bashry, asy-Sya'bi, 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, Ibnu Sirin, Abu Qilabah, Tasabit al-Bunany, dan masih banyak lagi.

Yang menarik, setelah pertama kali bertemu Rasulullah SAW, Anas langsung jatuh hati dan lengket bagai prangko. Ia merelakan dirinya menjadi pembantu Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah SAW memperlakukan Anas tak ubahnya seperti asisten pribadinya. Luar biasa, bukan? 

Sebagai asisten pribadi, tentu saja Anas mendapat perlakuan khusus dari Rasulullah SAW yang tak didapati para sahabat yang lain. Misalnya, Anas dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk memegang beberapa rahasia yang tak boleh diketahui oleh semua sahabat yang lain.

Anas memang istimewa di mata Rasulullah SAW. Ia bahkan didoakan khusus oleh beliau. "Ya Allah, perbanyaklah harta dan keturunan Anas, serta panjangkanlah usia nya."

Allah Ta'ala rupanya mengabulkan doa Rasulullah SAW. Anas diberi umur panjang hingga usia 103 tahun. Ia juga memiliki anak hingga ratusan orang. 

Selain itu, Anas memiliki kebun yang banyak menghasilkan buah-buahan dan panen sebanyak dua kali dalam setahun. Padahal, kebun lainnya hanya sekali saja. Yang unik, kebun Anas mengeluarkan aroma kasturi yang harum semerbak. Saat kemarau, kebun Anas tetap melimpah airnya. Apa penyebabnya? Tak lain karena Anas sering melakukan shalat dua rakaat lalu berdoa mengangkat kedua tangannya meminta diturunkan hujan. 

Inilah karunia yang diberikan Allah Ta'ala kepada Annas. Dari cerita tersebut bisa kita dapatkan sebuah pelajaran bahwa jika kita ingin diistimewakan oleh Allah Ta'ala maka kita pun harus mengutamakan Allah Ta'ala dalam hal apapun.

Wallahu a'lam.


(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)