Penulis: Agesti Ita Purnamasari
Jangan pernah lelah menghafal al-Qur'an meskipun butuh perjuangan untuk me-murojaah-nya. Tak mengapa jika murojaah-mu masih gagal menjadikan hafalanmu mutqin. Sebab, bisa jadi kegagalanmu justru mengundang cinta Allah Ta'ala kepadamu. Itu kesyukuran yang lebih besar.
Tak mengapa jika hari ini hafalan belum selesai. Mungkin Allah Ta'ala tengah mengajarkan kepadamu kebajikan tertinggi bernama istiqomah.
Tak mengapa jika hafalanmu lebih lambat dari orang lain. Sebab, yang cepat belum tentu lebih hebat. Seringkali hafalan yang lambat adalah cara Allah Ta'ala menempa penghafal Quran menjadi kuat.
Ah, kadang kita melupakan kebaikan yang lebih besar karena hanya fokus pada kebaikan yang lebih kecil.
Hafalan yang mutqin tentu saja kebaikan. Namun, kecintaan Allah Ta'ala yang hadir atas lelahnya pengorbanan adalah kebaikan yang jauh lebih besar. Bukankah dengan hafalan yang tak kunjung mutqin, kita menjadi tergerak untuk terus menerus mengulang? Dari sanalah Allah hadiahkan pahala berlibat dan kecintaan-Nya karena kesungguhan yang kita lakukan.
Jadi, kendati hafalanmu belum mutqin, bukan berarti engkau mengeluh. Bersyukurlah! Bersyukur bahwa Allah Ta'ala begitu baik memberikan kesempatan pahala yang lebih besar dan kesempatan cinta yang terbuka lebar.
Intinya, syukuri semua yang terjadi. Bersyukur saat hafalan belum selesai. Bersyukur saat murajaah tak kunjung mengundang mutqin. Bersyukur saat hafalan lebih lambat dari orang lain. Sebab, seringkali pada hal-hal yak tak kita sukai, ada kebaikan besar yang tak kita pahami.
Bukan kebahagiaan yang menjadikan kita bersyukur, tapi bersyukurlah yang menjadikan kita bahagia. Begitu mestinya!
Wallahu a'lam. ***