Senin, 11 Agustus 2025

Menuju Indonesia Emas 2045, DDII Kirim Dai ke Penjuru Nusantara

Penulis: Enggal Nur Wahyudi | 

JAKARTA – Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) menyelenggarakan acara pelepasan 225 dai dan daiyah di Gedung Nusantara V, DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (8/8/2025). Para dai tersebut akan ditempatkan di 175 titik lokasi pengabdian yang tersebar di 29 provinsi, termasuk wilayah 3T (tertinggal, terpencil, dan terluar).




Ketua Umum DDII, Adian Husaini, menyebut pengiriman kali ini menjadi tonggak sejarah karena jumlahnya terbesar sepanjang berdirinya lembaga tersebut. "Biasanya kami memberangkatkan sekitar 140 dai, tapi tahun ini mencapai 225. Kami optimis para dai yang dikirim tidak ada yang menganggur, tidak ada yang kelaparan, dan siap mengokohkan amanah Pak Mohammad Natsir, yaitu memperkuat NKRI melalui akhlak dan dakwah," ujarnya.

Menurut Adian, dakwah adalah pengikat persatuan umat. "Dewan Dakwah memiliki andil besar di negara ini untuk mengokohkan NKRI. Para dai yang berangkat bukan da'i biasa, melainkan penerus amanah tokoh-tokoh pendiri bangsa kita terdahulu," tambahnya.


Permintaan dai dari daerah, kata Adian, bahkan mencapai lebih dari 450 orang. "Kalau visi dakwah kita jelas dan paham tantangan masyarakat, insyaallah dai akan selalu dibutuhkan, sejatinya permintaan da'i dilapangan begitu besar. Ada sekitar 450 orang. Namun untuk tahun ini kami hanya bisa menyanggupi 225 da'i yang akan diberangkatkan" tegasnya.

Acara pelepasan turut dihadiri oleh sejumlah pejabat negara, salah satunya Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid. Ia berpesan bahwa para kader da'i hendaknya tidak hanya sebatas penerang di tengah umat. Tetapi juga sebagai penghangat dan pemersatu ukhuwah.

"Semangat ini senafas dengan yang dahulu ditegaskan Rasulullah SAW saat hijrah ke Madinah. Beliau membentuk masyarakat madani dengan empat pesan utama: Ayyuhannas (menghormati semua manusia), Afsus Salam (menciptakan kedamaian), Ath'imu Tho'am (memberdayakan ekonomi umat), dan Washilul Arham (menjalin silaturahim)," jelas Hidayat.

Ia menambahkan, para da'i diharapkan hadir sebagai pembawa solusi, bukan konflik. "Kita datang untuk menghadirkan kedamaian, kebersamaan, suasana guyub dan rukun. Silaturahim harus dijaga, dan hubungan dengan Allah (habluminallah) jangan sampai terputus. Rasulullah sendiri diperintahkan untuk menjaga shalat malam, begitu juga harus dilakukan oleh para da'i seraya mendoakan mad'unya agar mendapatkan kebaikan," pesannya.

Hidayat menekankan bahwa apa yang ditanam para da'i hari ini akan menjadi hasil panen di tahun 2045, bertepatan dengan cita-cita Indonesia Emas. "Indonesia yang luas ini harus dibangun secara menyeluruh, dari tepian negeri. Mulai dari daerah terluar, terdepan, dan terdalam . Itu harus saling menyatu," ujarnya.

Keberangkatan para da'i ini, menurutnya, merupakan langkah strategis dan bersejarah untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, sebagaimana semangat yang dicontohkan oleh pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, bapak Mohammad Natsir.


(Penulis adalah alumni STID Mohammad Natsir, angkatan XV)