Sabtu, 16 Agustus 2025

Aku Laksana Bunga yang Tumbuh di Atas Batu

Penulis: Atin Supriatin |

Aku, Azzahra, lahir di sebuah kampung yang damai, dikelilingi pepohonan hijau dan udara sejuk yang menyegarkan. Sebagai anak kelima dari delapan bersaudara, aku tumbuh dalam keluarga yang harmonis dan penuh cinta. 

Aku sangat sayang kedua orang tuaku, Meskipun mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi,tapi mereka memiliki kebijaksanaan yang luar biasa dalam mendidik anak-anaknya. Mereka bekerja keras untuk memberikan kami kehidupan yang lebih baik, dan aku sangat bersyukur memiliki mereka sebagai panutan.

Ayahku, dengan tekad yang kuat dan semangat yang tak pernah padam, selalu berusaha menyekolahkan kami meskipun kami menghadapi keterbatasan keuangan. Suatu hari, ketika kami berbicara tentang masa depan, ayahku berkata dengan suara lembut dan penuh perhatian, "Nak, ayahmu dahulu hanya lulus SD saja. Ayah tidak mau hal itu terjadi pada anakku."

Aku merasa terharu mendengar kata-katanya, dan air mataku hampir mengalir. "Ayah, aku tidak mau membebanimu," kataku dengan nada lembut. "Sudah cukup dari kecil ayah selalu memberikan apa yang aku inginkan."

Ayahku tersenyum dan menatapku dengan mata yang penuh harapan. "Jangan khawatir, nak. Jangan pernah menyerah. Ingat janji Allah kepada seorang penuntut ilmu, bahwa Allah akan mudahkan jalannya untu menuntut ilmu, walaupun terkendala oleh keuangan. Rezeki tidak akan kemana, nak. Ayah percaya kamu bisa mencapai cita-citamu."

Aku menahan air mata, merasa terharu oleh kata-katanya. "Baik, ayah. Aku akan fokus belajar dan menggapai cita-cita yang dulu ayah pendam." Ayahku tersenyum dan memelukku erat. 

"Ingat, anakku, kamu harus fokus belajar. Jangan pernah memikirkan masalah keuangan. Ayah mau kamu bisa menuntut ilmu sejauh mungkin, agar kelak kamu dapat membawa kedua orang tuamu ke surga."

Dengan semangat baru, aku melanjutkan studiku. Aku bekerja keras, belajar dengan giat, dan selalu mengingat kata-kata ayahku. Aku tahu bahwa aku memiliki tanggung jawab besar untuk membuat ayah dan ibu bangga. Aku yakin, dengan doa dan dukungan mereka, aku bisa mencapai impianku.

Sekarang, aku berada di perkotaan, jauh dari kedua orang tuaku, untuk mengejar cita-citaku. Aku harus belajar lebih giat lagi, karena aku tahu bahwa aku memiliki tanggung jawab yang besar untuk membawa pulang ilmu dan gelar sarjana. 

Aku selalu mengingat kata-kata ayahku dan pengorbanan ibuku. Aku berpikir bahwa aku harus membuat mereka bangga, dan aku yakin bahwa dengan doa dan dukungan mereka, aku bisa mencapai impianku.

Setiap hari, aku belajar dengan giat, mengikuti kuliah, dan mengerjakan tugas-tugas. Aku juga berusaha untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Aku tahu bahwa aku tidak sendirian, karena aku memiliki doa dan dukungan dari keluarga yang selalu menyemangatiku.

Suatu hari, ketika aku sedang belajar di perpustakaan, aku menerima pesan dari ayahku. "Nak, ayah bangga denganmu. Teruslah belajar dan jangan pernah menyerah." Aku merasa terharu, bangga, dan aku membacakan pesan tersebut berulang kali.

Air mataku menggenang, tapi aku menahannya. Aku ingin menikmati momen ini dengan hati yang terbuka, tanpa ada keraguan. Wajah ayahku yang tersenyum dan mata yang berbinar-binar terlukis di benakku, dan aku merasa seperti bisa merasakan kehangatan dan rasa sayang ayah.

Aku membalas pesannya, "Ayah, aku juga bangga dengan ayah. Aku akan terus berusaha untuk mencapai impianku, dan aku yakin bahwa dengan doa dan dukungan ayah dan ibu, aku bisa mencapainya."

Aku ingin berbagi pesan kepada semua orang yang membaca kisahku, jangan pernah menyerah dalam mengejar impianmu, meskipun kamu menghadapi keterbatasan keuangan.

Ingatlah bahwa ilmu adalah harta yang paling berharga dan dengan ilmu, kamu bisa mencapai apa saja yang kamu inginkan. Ingatlah bahwa banyak orang sukses yang berasal dari latar belakang yang sederhana, namun mereka tidak menyerah dan terus berjuang untuk mencapai impian mereka. 

Kamu juga bisa melakukannya dengan semangat, kerja keras, dan doa. Kamu bisa mengatasi keterbatasan keuangan dan mencapai tujuan. 

Jangan takut untuk meminta bantuan dan dukungan dari orang-orang yang kamu cintai. Mereka akan selalu ada di sampingmu meskipun kamu berjauhan. Jadi jangan menyerah, teruslah berjuang dan berusaha untuk mencapai impianmu, kamu pasti bisa.

Aku, Azzahra, adalah contoh kecil dari bunga yang tumbuh di tengah batu. Meskipun hidup dalam keterbatasan, aku tidak menyerah. Dengan dukungan keluarga dan semangat untuk belajar, aku bisa menggapai cita-citaku. 

Aku berharap, kisahku bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang menghadapi tantangan serupa. Aku akan terus berjuang dan berusaha untuk mencapai impianku, dan aku yakin bahwa dengan doa dan dukungan orang-orang yang aku cintai, aku bisa mencapainya. ***

(Penulis adalah mahasiswi STID M Natsir, Jakarta)